Selama seminggu, Kayesa fokus untuk meminta pendapat Allah atas khitbahan Aldo. Dia ingin Allah ikut andil dalam setiap jengkal masalah hidupnya. Dan sempurna sudah istikharahnya. Hati Kayesa telah memilihnya.
"Bismillah. Aku memutuskan untuk menerima pinangan Aldo atas diriku."
Tak disangka setetes air mata keluar dari mata Aldo. Air mata yang sempat Kayesa lihat sesaat sebelum ia memutuskan untuk menghapusnya kasar. Kayesa yakin, air mata itu adalah bentuk bahagia yang coba ia tampilkan.
Sesaat setelah mereka pulang dengan membawa kabar bahagia, Kayesa mencoba bertanya kepada papa perihal Aldo. Karena tepat 5 tahun yang lalu, Aldo adalah sosok yang sangat papanya hindari. Namun sekarang, mengapa begitu berbeda?
"Sebulan yang lalu, Papa menemui Om Rahman di kantornya. Sudah lama sekali kami tidak bertemu, sejak Papa wisuda. Kami lantas bernostalgia dengan semangatnya. Selang beberapa waktu, putranya yang katanya kuliah di Turki hadir. Dan terkejutnya Papa, ternyata dia adalah mantan pacar kamu yang pernah Papa maki. Papa sangat malu dan merasa bersalah. Papa meminta maaf kepadanya. Papa pikir, dia akan balik memaki Papa. Namun nyatanya tidak. Dia malah merangkul Papa dan menanyaimu. Dia belum bisa melupakanmu. Bahkan setelah dia kembali dari Turki sekali pun. Dia lalu memutuskan untuk datang ke rumah dan melamarmu."
Masyaallah. Kisah yang sangat indah. Cinta yang sebenarnya. Namun Kayesa yakin, semua ini berkat tangan Tuhan yang meridai semua kisah ini. Aldo yang coba merayu Tuhan dengan pinta di setiap doanya dan Kayesa yang berusaha mendapatkan cinta-Nya agar kelak dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan benar saja, tidak ada yang mengecewakan jika melibatkan Allah. Karena cinta-Nya adalah tujuan yang akan mendatangkan keridaan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H