"Enggak. Aku bakal ngomong sama Papa kamu."
"Eh, jangan. Kamu gak bakalan nger-."
Tut...Tut..
Obrolan mereka diputus oleh Aldo sebelum Kayesa menyelesaikan penjelasannya. Kayesa hanya bisa pasrah akan apa yang akan terjadi nanti.
Keesokan harinya, Aldo dengan beraninya menghadap papa Kayesa dan mengutarakan maksudnya untuk menjemput Kayesa. Dan jelas saja, papa Kayesa memakinya habis-habisan. Aldo terdiam. Bukan diam dalam artian mengerti, namun diam dengan menyimpan segala dendam yang coba ia samarkan dalam gerakan tangannya yang tanpa sadar telah mengepal sempurna. Kayesa yang melihat kejadian tersebut langsung melerai.
"Udah. Aldo kamu pergi aja duluan ke sekolah. Aku bareng sama papa." Aldo yang sudah kepalang emosi hanya bisa menurut.
"Papa udah keterlaluan. Kay kecewa sama papa."
Kayesa lantas pergi dengan mobil yang baru papanya belikan untuknya.
Setelah kejadian itu, baik Aldo maupun Kayesa benar-benar menjauh dan tampak acuh satu sama lain. Bahkan ketika tidak sengaja bertemu di tengah jalan pun, mereka memasang tampang cuek dan tidak saling peduli. Dan kisah mereka memang telah berakhir.
-------------------------------------------------------------------
4 tahun menjelang setelah peristiwa yang sangat menguji kesabaran itu, Kayesa telah tumbuh menjadi gadis yang menawan lagi salihah. Dia baru saja diwisuda dengan nilai memuaskan atau yang biasa disebut cumlaude. Telah banyak kisah yang ia torehkan dalam sejarah hidupnya di 4 tahun terakhir.