"Kenalin, ini Om Rahman. Teman Papa." Kayesa lalu menangkup kedua tangannya, tanda bahwa ada sekat yang disebut mahram yang Kayesa coba hormati. Beruntung Rahman dapat memahaminya.
"Wah, putrimu banyak berubah, Farhan." Rahman menunjukkan kekagumannya.
"Iya, alhamdulillah. Kayesa telah tumbuh menjadi gadis salihah."
Kayesa bergerak resah. Bukan karena perkataan papanya barusan yang mengarah kepada pujian. Namun, karena pandangan lelaki yang berseberangan dengannya itu. Pandangan yang terang-terangan menunjukkan ketertarikan. Ketika dia pandang balik, pria itu memalingkan wajahnya lalu beristigfar. Kayesa tersenyum dan bersyukur bahwa mantannya itu juga telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Percakapan terus mengalir, hingga Rahman mengutarakan maksud kedatangan mereka yang dapat membuat jantung Kayesa berdebar tak menentu.
"Baik, sepertinya langsung saja, ya. Kami datang ke sini dengan maksud baik, ingin meminang putrimu, Kayesa, untuk putraku Aldo."
Kayesa terkejut. Tidak menyangka kejadian ini sangatlah nyata. "Benarkah dia yang akan menjadi jawaban di sepertiga malamku? Bagaimana bisa? Kami sudah lama sekali tidak bertukar kabar. Setelah aku memutuskan untuk berkuliah di ibukota dan dia mengambil beasiswa di Turki. Janji Allah nyata." Kayesa membatin.
"Aku sebagai Papanya, menerima saja. Namun, ada baiknya kalau Kayesalah yang akan menjawab pinangan ini. Karena yang akan mengarungi bahtera rumah tangga adalah Kayesa, bukan aku atau mamanya. Bagaimana Kayesa?"
"Bolehkah aku meminta waktu seminggu untuk menjawab? Aku ingin istikharah dahulu agar jawaban yang akan aku berikan nanti berdasarkan rida Allah. Bukan karena inginku semata," pintanya sungguh-sungguh.
"Baiklah, kami akan kembali seminggu kemudian. Aku juga ingin menguatkan kembali keyakinanku, meski sudah berulang kali aku beristikharah dan tetap kamulah yang hatiku tuju," jawab Aldo.
Kayesa terharu. Air matanya hampir saja mengalir. Tidak menyangka akan seindah ini akhir kisahnya. Dia yang disebut mantan dengan beraninya melamar tepat setelah mereka menyelesaikan study masing-masing. Dan mereka kembali dipertemukan ketika telah sama-sama memantaskan diri. Benar-benar cinta yang sempurna.