Akhirnya bis sampai dan kami turun di pintu masuk  Pasaraya Blok M. Tiba-tiba,  dia meninggalkan tasnya yang katanya berisi ribuan dolar itu di kaki saya, membuat saya tidak bisa lanjut berjalan.
"Titip ya, saya ke ATM dulu", katanya dan langsung berlari.
Waduh, bagaimana ini, kalau tas ini saya tinggalkan, jangan-jangan nanti ada yang mengambil tapi yang diteriaki saya. Mau tidak mau saya harus menunggu orang itu kembali.
"Heran ya, uang gak pernah diambil, tapi bisa habis. Kamu ada uang seratus ribuan gak, saya pinjam dulu", katanya sekembalinya dari ATM. Dia mulai menyapa saya dengan sebutan "kamu".
"Gak ada, saya gak punya uang!", jawab saya dengan nada agak tinggi.
"Kamu kenapa sih?", kata lelaki itu.
"Maaf saya buru-buru", jawab saya. Sambil memberikan tasnya yang katanya berisi ribuan dolar itu, dan melangkah hendak pergi. Namun dia menghalangi.
"Gini...., pacar saya dulu juga orang Batak, sama seperti kamu, jadi..."
"Apa sih?!",saya memotong dan mulai bingung.
"Ya kamu kenapa begini, kalau gak ada apa-apa, yu kita salaman!", jawabnya sambil mengulurkan tangan.
Saya tidak menanggapi uluran tangannya dan langsung pergi,"Maaf saya harus pergi!"