Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

E-KTP Digital Rilis, Beberapa PR Ini Mungkin Perlu Jadi Perhatian

14 Februari 2022   09:25 Diperbarui: 14 Februari 2022   15:48 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, bagaimana kabarnya dengan kebijakan tersebut? Masih banyak masyarakat yang tidak bisa mengoperasikan, menggunakan, bahkan tidak tahu sama sekali. Lebih dari itu, beberapa masyarakat malah menjadi enggan untuk mengunjungi kawasan tertentu karena 'takut' ditolak masuk kawasan sebab tidak meng-scan kode masuk melalui PeduliLindungi tersebut.

Contoh teranyar dialami oleh mertua saya (hehe saya baru nikah, nih). beberapa hari yang lalu Kakak Ipar mengajak saya, Paksu dan juga mertua untuk jalan-jalan di salah satu Mall daerah Jakarta Selatan. Kebetulan, mertua saya sudah sepuh dan tidak melek teknologi. Antisipasi sudah bawa surat vaksin, namun sayangnya, beliau ditolak masuk karena harus punya aplikasi dan scan kode sendiri.

Niat hati ingin mengajak orangtua healing, malah berakhir pusing. Akhirnya, suami saya menggandakan aplikasi tersebut di ponselnya, buat akun mertua, scan, barulah bisa masuk. Amppuuunn dah!

Mungkin, kasus seperti ini bukan cuma dialami oleh saya. Pastinya akan banyak orang yang mengalami hal serupa. Bukan hal tidak mungkin, kasus semacam ini pun bisa terjadi ketika penerapan program e-KTP digital diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat, bahkan untuk orang sepuh sekalipun.

Nah, kalau begini, bagaimana antisipasinya? Apalagi jika penggunaan apps yang mewadahi e-KTP digital ini menjadi syarat mutlak ketika masyarakat ingin mengurus berbagai keperluan administrasi. Bisa berabe, kan, kalau ditolak mengurus ini itu karena tidak punya akses untuk melihat e-KTP digitalnya?

- Bagaimana Soal Keamanan Data?

Saya percaya bahwa masyarakat Indonesia, khususnya pegawai pemerintahan banyak yang sangat pintar perihal keamanan data secara digital. Namun, ini adalah hal yang amat penting diperhatikan dan perlu perencanaan yang sangat matang.

Bagaimana tidak, perkembangan dunia digital yang pesat, memicu maraknya kejahatan via digital juga. Dari mulai pencurian data, hingga aksi hacker yang bisa mengacak-ngacak data penggunanya. Ketika program pembentukan e-KTP digital benar-benar dirilis, bagaimana dengan keamanan data atau privasi masyarakat?

Jangan sampai, penjahat merasa lebih mudah untuk menggandakan data KTP, memalsukan data KTP, dan kejahatan lainnya karena kurangnya keamanan data e-KTP digital yang ada pada apps yang nantinya dirancang.

- Apa Kabar KTP Lama?

Sebetulnya, ini bisa jadi merupakan hal  yang simpel dan mungkin bakal dianggap mudah. Jika e-KTP digital diluncurkan serta masyarakat mulai menggunakan apps dan membuat akunnya masing-masing, lalu bagaimana kabar KTP lama yang berbentuk kartu fisik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun