Mohon tunggu...
Vivie Yuniarsih
Vivie Yuniarsih Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswa Pasca sarjana manajemen inovasi UTS

Saat ini sebagai mahasiswa pasca sarjana manajemen inovasi, hobi membaca, memasak dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Masalah Pembangunan di Kabupaten Sumbawa Barat

30 Juni 2022   15:05 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:06 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga adalah lingkungan utama yang membentuk karakter remaja, keluarga memiliki peran besar dalam mencegah terjadinya permasalahan di usia remaja. Selain keluarga, pihak yang memilik peran dalam membantu penanggulangan permasalahan remaja yakni sekolah. Sekolah adalah lingkungan kedua bagi remaja dalam bersosialisasi.

Remaja yang merupakan pemuda penerus pembangunan bangsa menjadi harapan dalam melanjutkan tongkat perjuangan dan kemajuan suatu daerah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin maju memberikan kemudahan dan dampak positif bagi kehidupan, namun disadari atau tidak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ini juga membawa dampak negatif diantarnya membuat anak-anak khusunya usai remaja merasa dimanjakan sehingga menimbulkan rasa malas untuk berusaha, menjadi semakin acuh dan cuek pada lingkungan sekitar karena terlalu asyik dengan kehidupan maya nya. 

Diperlukan kerjasama dan bahu membahu semua aspek masyarakat untuk membawa remaja kembali menemukan jati diri dengan cara yang positif, mematangkan pemikiran dan intelektualitasnya, menciptakan remaja yang kreatif inovatif, dan remaja mampu memahami segala sisi kehidupan dan mengerti bahwa meraka memiliki peran besar dalam kemajuan dan pembangunan daerahnya dan juga bangsa pada umumnya. Sehingga ungakapan masa depan ada di tangan pemuda benar adanya dan tentunya diperlukan kerja keras bersama agar dapat mempersiapkan para pemuda yang mampu memimpin dan melanjutkan cita-cita bangsa.

Selain dari permasalahan remaja, masalah pembanguan yang kedua adalah adalah pengangguran. Pengangguran merupakan manusia atau individu yang belum memiliki pekerjaan dan sedang dalam masa mencari pekerjaan untuk menafkahi hidupnya dan keluarga. Data dari BPS Kabupaten Sumbawa Barat menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat selama tahun 2021 sebanyak 490 pencari kerja yang terdaftar dan berdasarkan tingkat pendidikan SD hingga Diploma dan sebanyak 564 dengan pendidikan Sarjana S1-S3 (Kabupaten Sumbawa Barat dalam angka 2022 :142-143). Data ini lebih rendah dibanding dengan tahun 2020.

Masalah pengguran disebabkan bebarap faktor diantaranya adalah kesempatan atau lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja, kurang dan tidak memiliki keterampilan, pendidikan yang rendah, teknologi yang semakin canggih sehingga mengganti tenaga manusia dan terjadi PHK. 

Pengguran yang terjadi di masyarakat akan memberikan dampak bagi pembangunan suatu daerah. Diantaranya adalah tingginya tingkat kejahatan dan kriminalitas yang dapat menggangu ketenangan dan kenyamanan warga lainnya, dapat menyebabkan konflik baik konflik dalam keluarga juga konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pemetintah karena berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat kedapa pemerintah. 

Dampak lain dari penganggurna adalah menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi sehingga pendapatan masarakatpun ikut berkurang yang mengakibatkan laju pertumbahan ekonomi terhambat diamana sektor ekonomi menjadi salah satu parameter kemajuan pembangunan suatu daerah.

Selanjutnya masalah ketiga dalam pembangunan daerah adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang terdapat kekurangan dalam hidup dan kesulitan untuk memenuhi dan membiayai kehidupan, kekurangan dalam hidup ini adalah kurangnya sandang, papan dan pangan di sebuah keluraga. 

Menurut Chambers (dalam Nasikun:2001) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan(proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state ofemergency), 4) ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis. 

Data tingkat kemiskinan dan keparahan kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2021 adalah indeks kedalaman kemiskinan sebesar 2,68 tidak jauh berbeda dari tahun 2019 dan 2020 dan indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2021 adalah sebesar 0,67. Peresentase kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2021 mengalami sedikit peningkatan, dimana jumlah penduduk miskin tahun 2020 sebesar 20,20 ribu jiwa setara 13,34% dari total penduduk Kabupaten Sumbawa Barat. Sedangkan pada tahun 2021 jumlah penduduk miskin sebanyak 21,51 ribu jiwa atau 13,54%  dari total penduduk Kabupaten Sumbawa Barat (Kabupaten Sumbawa Barat dalam angka 2022 :203).

Garis kemiskinan menjadi masalah besar dalam pembangunan daerah karena jika garis kemiskinannya tinggi maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, hal ini menyebabkan berkurang dan menurunnya daya beli dari masyarakat. Apabila daya beli masyarakat semakin rendah otomatis sektor ekonomi akan menurun drastis dan melemah dan berdampak pada pembangunan lainnya seperti pembangunan infrastruktur suatu daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun