Sesudah Yayuk dan Fida masuk kamar, aku juga berjalan masuk kamar. Di dalam, aku lihat hanya satu dipan untuk kamu bertiga tidur. Tapi untungnya dipan itu lumayan besar dan masih ada ruang untukku tidur di antara Bayu dan Andri.
Sore sudah berganti malam, aku terbangun dari tidurku. Ku lihat di sampingku hanya Andri yang lelap tidur. Sedangkan Bayu sudah tak ada.
“Mungkin sedang duduk menikmati malam” pikirku.
Aku bangun, berjalan untuk mengambil air minum. Namun saat hendak membuka selambu kamar, ku dengar jelas percakapan antara seorang laki-laki dan perempuan.
“Aku seneng awakmu, gelem jadi pacarku gak?”
Aku mengintip sedikit dari kelambu, rupanya Bayu dan Fida.
“Sepurane Yu, aku seneng ama Ian dan Yayuk dewe iku seneng awakmu. Aku gak bisa ngelarani teman Yu”.
Jantungku tak berdetak sebentar mendengar itu. Fakta hati jika Fida menyukaiku dan Yayuk menyukai sahabatku bayu. Sedih hati rasanya, tak bisa terekpresikan dalam kata. Cintaku untuk Yayuk tak terbalaskan.
Saat pandanganku teralihkan di selambu kamar perempuan, aku melihat seseorang yang juga berdiri di balik selambu sepertinya juga menguping percakapan Bayu dan Fida di ruang tamu.
“Apa itu Yayuk?. Sudahlah” pikirku.
Aku memutuskan kembali mencoba tidur, berpura-pura tak tabu tentang semua ini meski hatiku bersedih. Hingga Bayu datang ke kamar untuk tidur, tapi aku tetap berpura-pura tidur dan tak tahu fakta cinta tadi.