Iyan memegangi hidung, menutup darah yang keluar. Dia merasa kesakitan, namun tetap mau membalas pukulan Firu tadi.
Perkelahian terjadi di ruang tengah kos, yang saat itu sepi karena banyak penghuni yang belum pulang dari aktifitasnya.
Suasana keos terjadi, silih berganti pukulan mereka berdua lakukan. Bahkan cekikan, dorongan mewarnai perkelahian mereka.
Nampak ruang tengah yang semula tertata rapi, berubah seketika menjadi berantakan oleh ulah keduanya yang telah dikuasai amarah sesaat.
Tak ada kemenangan yang di dapatkan dalam suatu perkelahian, hanya rusaknya pertemanan yang akan jadi penyesalan yang berkepanjangan.
Mereka berdua yang asyik baku hantam menuruti emosinya, dikejutkan dengan kedatangan Revo yang melerai perkelahian mereka berdua.
Langsung!, Revo memegangi tangan Firu yang hendak memukul Iyan dari belakang. Dia berteriak "Stop, Fir" dengan posisi tetap memegangi tangan Firu, berpindah ketengah menghalangi Iyan yang juga akan memukul Firu.
"Kalian ini sudah tua, kenapa masih berkelahi?. Ingat!, kalian ini sahabat"
Teriakkan Revo, di tengah antara Iyan dan Firu dengan menahan keduanya agar tak saling baku hantam. Mencoba meredahkan emosi keduanya untuk saling mengerti, kalau sahabat tak pantas untuk berkelahi.
Peringatan kedewasaan dari Revo, menunjukkan jika umur bukan lah batas penilaian pemikiran kedewasaan seseorang karena Revo yang paling muda di antara mereka bertiga.