Mohon tunggu...
Vira Santisya Azahra
Vira Santisya Azahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2

It's an immpossibility to be perfect but it's possible to do the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Orator dari Tanah Pahlawan

21 November 2021   12:56 Diperbarui: 21 November 2021   13:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Hai tentara Inggris! Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu!

      Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita, untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita: 

     Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.

     Aku menyerukan kepada pemuda Surabaya untuk menerima tantangan perang Inggris. Aku menyampaikan bahwa selama rakyat Indonesia masih punya nyawa untuk dikorbankan, mereka tidak akan menyerah menghadapi penjajah manapun.

      Menarik nafas sejenak, kemudian aku melanjutkan dengan nafas yang memburu bercampur amarah yang sudah memuncak.

     Saudara-saudara rakyat Surabaya, 

     Siaplah, keadaan genting! Tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu.

     Kita tunjukkan, bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap, MERDEKA ATAU MATI.

     Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya, pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. 

     Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

     Di bagian terakhir, aku meminta rakyat agar bersiap untuk perang. Aku juga berpesan kepada mereka agar jangan menyerang terlebih dahulu sebelum diserang, aku juga mengajak kepada rakyat agar mereka bertawakal kepada Tuhan. Pekik takbir yang aku lontarkan barusan merupakan saran dari KH. Hasyim Asyari saat aku datang ke kediamannya di Tebuireng. Diluar semua itu, tujuan dari ucapanku tetap sama yaitu mematik keberanian melawan tentara asing yang jauh lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun