Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Partisipasi Aktif Umat Beriman dalam Berliturgi

29 Maret 2022   23:01 Diperbarui: 29 Maret 2022   23:17 3961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doa Liturgi 

Para murid  pernah minta kepada Yesus; "Tuhan ajarilah kami berdoa (Luk 11:7), dan pada waktu itu Yesus mengajarkan doa yang dikenal dengan doa "Bapa Kami" (Mat 6:9)". Permohonan para murid secara implisit mengungkapkan ketidaktahuan bagaimana seharusnya berdoa. Dari sikap para murid ini terungkap jelas bahwa berdoa itu bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, Yesus memberi doa berumus yang bagi para murid menjadi doa hafalan. Demikian juga Gereja, menetapkan beberapa doa berumus yang menjadi hafalan bagi umat seperti  pernyataan iman "Aku Percaya", "Kemuliaan Kepada Bapa", "Salam Maria". Dengan doa berumus ini, umat mengenal partner dialog yang tidak kelihatan. Oleh karenanya, umat dipermudah mengikat kontak dengan-Nya.

Dengan keyakinan bahwa Kristus hadir berkumpul  dan berdoa bersama umat, umat dibawa ke dalam rahasia Allah Tri Tunggal, di mana terwujud kebenaran dan cinta kasih, rahasia iman  dan kemenangan atas semua yang sementara dalam hidup manusia. Doa senantiasa menyangkut rahasia iman yang menyangkut kehidupan konkrit umat, sehingga perasaan umat digembirakan olehnya.

Pewartaan Sabda Allah

Kebanyakan umat sadar bahwa hubungan Sabda Allah dan liturgi erat kaitannya. Kaitan ini dilihat dari seringnya Sabda Allah dihadirkan pada saat perayaan, baik ekaristi maupun ibadat sabda. Ditinjau  dari segi isinya, Sabda Allah merupakan kumpulan doa, karena memberi kesaksian tentang Allah sebagai Pencipta, pemberi perintah, pelindung dan yang mengadakan perjanjian dengan umat manusia. Bagaimana Sabda Allah kelihatan dalam liturgi? Pertama, umat Allah hadir lebih dahulu dari Sabda Allah. Pengalaman umat mengenai Allah diteruskan melalui tradisi lisan yang menggunakan sastra-sastra rakyat yang menolong ingatan mereka. Betapa kuat ingatan mereka akan pengalaman akan Allah, sehingga pada suatu kesempatan mereka berkumpul untuk menyampaikan  ibadah kepada Tuhan, mengenang karya-Nya, memuji dan memohon bantuan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun