Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Partisipasi Aktif Umat Beriman dalam Berliturgi

29 Maret 2022   23:01 Diperbarui: 29 Maret 2022   23:17 3961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imamat rajawi Kristus terutama bertujuan untuk membangun kembali harmoni manusia dengan Allah, yang dirusak oleh manusia karena dosa-dosanya. Di bawah kepemimpinan Kristus Sang Raja, umat beriman dituntun untuk masuk menjadi anggota keluarga Allah. Sebagai pemimpin yang sejati, Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya demi menyelamatkan umat manusia. Dengan menyerahkan nyawa-Nya berarti Ia secara penuh memimpin manusia lepas dari perhambaan dosa dan mengikutsertakan manusia dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya di surga. Kristus juga memercayakan imamat rajawi-Nya kepada umat beriman. Tugas mereka ialah menjadi "raja" atau pemimpin yang harus siap sedia menuntun semua orang kepada Sang pemimpin yakni Kristus. Secara khusus dalam perayaan Ekaristi. Mereka harus menunjukkan kepemimpinannya dengan melayani dan mengantarkan saudara-saudaranya kepada Sang raja, baik sebagai pemimpin ibadat, pemimpin koor, dan sebagainya.

Membangun Partisipasi Aktif  Umat Beriman Dalam Ekaristi

Jenis Partisipasi Aktif  Umat Beriman

Partisipasi Eksternal

Partisipasi eksternal adalah suatu perbuatan yang kelihatan atau ekspresi lahiriah  seluruh umat beriman pada saat perayaan liturgi. Bentuk maupun rupa perbuatan lahiriah itu pada hakekatnya menolong seluruh umat beriman untuk mengintensifkan partisipasi aktif mereka  dalam merayakan liturgi. Untuk mengambil bagian  secara eksternal dalam perayaan liturgi diusahakan melalui gerak-gerik, simbol, musik, dan tata ruang, serta kata-kata. Karena umat yang ambil bagian dalam perayaan liturgi terdiri dari raga, maka ia membutuhkan sentuhan yang kelihatan untuk menyentuh Allah, sebab dari kodratnya manusia membutuhkan pengungkapan inderawi untuk mengenal Allah. Kapan partisipasi eksternal itu kelihatan pada perayaan ekaristi? Ditinjau dari sifat sosial (ekumenis) perayaan ekaristi, maka yang paling menonjol dalam perayaan ekaristi adalah bagian aklamasi-aklamasi, gerak -gerik (sikap-sikap badan).

Selain aklamasi, gerak-gerik badan hal yang mutlak perlu ada dalam tindakan peribadatan, sebab tidak ada kegiatan dalam peribadatan yang tidak mengikut sertakan tubuh. Tubuh dipandang sebagai sarana komunikasi tak langsung manusia terhadap Allah. Dengan kata lain, tubuh juga dapat menerjemahkan nilai-nilai tak kelihatan menjadi kelihatan (sarana visualisasi). Oleh karena itu, peran tubuh sangat menentukan dalam perayaan liturgi untuk menyatakan iman bahwa iman dapat ditandakan dalam tanda-tanda yang kelihatan untuk menyingkapkan yang tak kelihatan. Maka, aktivitas badani yang ada dalam perayaan ekaristi adalah simbol , di mana manusia mengungkapkan pengalaman-pengalamannya secara badaniah. Misalnya simbol berdiri merupakan realitas fundamental kehadiran orang kristen yang mengungkapkan penebusan. Berlutut  menandakan suatu sikap  loyal atau menghormati keagungan Tuhan. Duduk adalah suatu tanda kesiapsiagaan untuk mendengarkan, sikap meditatif dan kontemplatif.

 

Partisipasi Internal

Partisipasi internal adalah kemampuan menyatukan budi  dan hati dalam perayaan. Kesatuan budi dan hati dapat ditempuh melalui keheningan. Sejauh memungkinkan dalam perayaan ekaristi, kepada umat diberi kesempatan hening, bahkan pada saat yang ditentukan harus menjaga keheningan. Keheningan menjadi sarana bagi setiap orang untuk menyatukan diri kepada Kristus supaya dapat mempersembahkan kurban Kristus dan kurbannya sendiri melalui Dia dan di dalam Dia. Tanpa keheningan, partisipasi umat akan menjadi bagian dari kemunafikan kolektif.

Keheningan yang dimaksud tidak terbatas dalam pengertian tidak adanya bunyi, gerak yang tak disengaja. Keheningan tidak berarti berhenti berpikir, merasakan dan berbicara. Keheningan sejati adalah keheningan yang bersumber dari dalam batin untuk menciptakan komunikasi dialogis yang terjadi dalam batin. Maka, persiapan keheningan batin dalam perayaan ekaristi adalah hadir lebih awal sebelum misa suci dimulai. Keheningan boleh juga dipersiapkan pada saat berjalan menuju Gereja atau tempat yang ditentukan mengadakann perayaan ekaristi. Jika tidak ada halangan, keheningan boleh dipersiapkan sehari menjelang perayaan ekaristi; karena secara liturgis, hari sabtu sore sudah termasuk hari Minggu.

Partisipasi Sakramental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun