Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Partisipasi Aktif Umat Beriman dalam Berliturgi

29 Maret 2022   23:01 Diperbarui: 29 Maret 2022   23:17 3961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partisipasi aktif umat beriman dalam liturgi

Gereja selalu memperbaharui diri "Liturgia semper reformanda". Mulai dari abad pertama kekristenan berjalan dan bersentuhan dengan budaya. Kekristenan beradaptasi dengan budaya dan memetik nilai-nilai yang baik dari budaya dan meskipun Gereja sudah berjalan kurang lebih selama dua puluh abad, Gereja hendaknya senantiasa selalu bercermin pada semangat Gereja Perdana dimana mereka begitu akrab, sederhana dan bersekutu.  "Mereka berkumpul pada hari minggu memecahkan roti (Kis 2:46; 20:7) dan perjamuan Tuhan (1 Kor 11:20) yakni perjamuan agape atau perjamuan persaudaraan (makan minum dalam arti yang sesungguhnya). Oleh karena itu, Gereja hendaknya kembali pada semangat Gereja Perdana dan kesaksian pengalaman Bapa-Bapa Gereja tidak boleh dilupakan. Ketika Gereja melupakan maka Gereja akan kehilangan arah dan dasar seperti yang terjadi dalam abad pertengahan. Hingga pada akhirnya sampailah pada konsili Vatikan II. Salah satu tujuan diadakannya Konsili Vatikan ke II yaitu untuk meningkatkan partisipasi umat beriman dalam liturgi. Hal tersebut terlihat dengan munculnya dokumen Sacrosantum Concilium Konsili adalah jawaban dan cetusan dari keinginan untuk membaharui Gereja terutama pembaharuan dalam keterlibatan umat beriman dalam liturgi.

Sebelum mendalami partisipasi aktif baiknya kita mengetahui martabat perayaan ekaristi: Perayaan ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah yang tersusun secara hierarkis. Ekaristi merupakan pusat kehidupan seluruh orang Kristen. Sebab dalam perayaan ekaristi terletak puncak karya Allah menguduskan dunia dan puncak manusia memuliakan bapa melalui Kristus, Putera Allah dalam Roh Kudus. Perayaan itu dihadirkan kembali dalam ekaristi kudus. Dalam perayaan ekaristi misteri perayaan Kristus dikenang dan dihadirkan kembali secara sakramental dengan intensinya yang paling dalam dan paling padat. Segala ibadat dan sakramen-sakramen lainnya tertuju pada perayaan ekaristi. Liturgi ekaristi dilaksanakan dalam bentuk perayaan, karena itu memerlukan keterlibatan aktif dan penuh.

Dalam Kitab Hukum Kanonik 897 dikatakan sakramen yang terluhur adalah sakramen ekaristi Maha Kudus, di dalamnya Kristus Tuhan dihadirkan, dikorbankan dan disantap dan melaluinya Gereja terus berkembang dan hidup. Oleh karena keagungan ekaristi tersebut dalam Kan 898 umat beriman dipanggil untuk terlibat aktif "Umat Beriman Kristiani hendaknya menaruh hormat yang sebesar-besarnya terhadap ekaristi kudus dengan cara ikut aktif ambil bagian dalam perayaan kurban maha luhur itu, menerima sakramen itu dengan penuh bakti dan kerap kali dan menyembah setinggi-tingginya.

Liturgi saat ini adalah hasil pembaharuan dari konsili Vatikan ke II dengan semangat aggiornamento dan actuosa participation (penyesuaian diri dengan situasi zaman dan partisipasi aktif). Perayaan liturgi bukanlah urusan pribadi melainkan urusan bersama. SC 26 mengatakan upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan melainkan perayaan Gereja sebagai sakramen kesatuan yaitu Umat beriman yang berhimpun dan diatur dibawah pimpinan uskup yang bertindak sebagai pribadi Kristus (Personam Christi Agerere). Tuhan menciptakan manusia sebagai tubuh Kristus (Gereja) satu tubuh yang memiliki satu kepala yaitu Kristus. Kita diciptakan untuk bergerak dalam kesatuan, melanjutkan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama. SC 27 mengatakan perayaan liturgi menurut hakikatnya yang khas diselenggarakan sebagai perayaan bersama dengan dihadiri banyak umat yang ikut serta secara aktif.

Liturgi dilaksanakan sebagai perayaan oleh karena perayaan maka liturgi menuntut partisipasi aktif setiap umat beriman. SC 14 mengatakan Bunda Gereja sangat menginginkan agar semua orang beriman dibimbing ke arah ke ikutsertaan yang sepenuhnya sadar dan aktif dalam perayaan liturgi. Oleh karena itu Gereja dengan bersusah payah berusaha jangan sampai umat beriman menghadiri misteri iman sebagai seorang luar atau penonton yang bisu melainkan supaya melalui upacara dan doa memahami misteri tersebut dengan baik dan ikut serta penuh hikmat dan aktif.

Umat beriman dipanggil untuk berliturgi merayakan paskah Kristus dan itulah sebabnya mengapa Gereja hadir. Gereja hadir untuk berliturgi yaitu untuk berekaristi. Tidak ada gereja tanpa ekaristi dan tidak ada ekaristi tanpa Gereja. Gereja dipanggil untuk merayakan misteri paskah dan Kristus selalu hadir dalam setiap perayaan ekaristi "Sebab dimana ada dua orang atau lebih berkumpul atas nama-Ku Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:20). Oleh karena itu umat beriman dipanggil untuk berpartisipasi aktif dalam liturgi terutama dalam perayaan ekaristi.

Partisipasi aktif yang dimaksud adalah partisipasi sadar aktif penuh makna. Berdasarkan SC.11 (tentang hidup spiritual umat beriman), Sikap umat beriman terhadap liturgi yaitu sikap batin yang serasi, terdapat keharmonian antara kata dengan hati, siap sedia dan mampu bekerjasama dengan rahmat dan bukan didasarkan pada halal dan sah saja. Partisipasi-aktif didasarkan pada rahmat Baptisan yang telah diterima. Partisipasi-sadar berarti terdapat keselarasan antara hati dengan akal budi; mengerti dengan akal budi dan menghayati dalam hidup, terdapat keharmonian antara kata dengan pikiran. Penuh makna berarti mengerti apa yang sedang dirayakan. Bapa konsili menuliskan:

Gereja dengan sungguh-sungguh menginginkan agar umat beriman dituntut pada partisipasi penuh, sadar dan aktif dalam perayaan liturgi. Hal tersebut didasarkan pada hak dan kewajiban mereka karena telah memperoleh rahmat baptisan. Partisipasi penuh, sadar aktif merupakan tujuan yang harus diupayakan karena itu merupakan sumber tak tergantikan karena dari sanalah umat beriman memperoleh semangat Kristiani yang sejati. Sebagai umat beriman dipanggil untuk terlibat secara penuh apa yang terjadi dalam liturgi dan menyadari maknanya yaitu dengan intelektual, fisik emosional dan spiritual.

Konsili suci melakukan perubahan-perubahan (liturgi dalam bahasa daerah, imam menghadap umat, inkulturasi musik, prosesi dan tarian, prosesi persembahan, komuni dengan tangan hingga pria dan wanita yang diperkenankan untuk menerima lector dalam perayaan ekaristi) bertujuan untuk meningkatkan kesempatan partisipasi kita ditambah dengan hak dan kewajiban kita untuk ikut terlibat berpartisipasi berdasarkan pembaptisan.  Dengan menerima baptis seseorang dimasukkan ke dalam warga Gereja sehingga berhak dan berkewajiban untuk ikut serta secara penuh sadar aktif dalam mengikuti perayaan ekaristi.

Sejak konsili Vatikan ke II Gereja berusaha untuk melakukan pembaharuan dan perkembangan; dibentuklah tim-tim liturgi Umat beriman diberikan pembelajaran berkaitan dengan peristiwa yang terjadi, para composer diperkenankan untuk terlibat menciptakan gaya musik yang sesuai dengan perayaan liturgi, akrab dengan komunitas dan budaya lokal, Gereja baru dibangun dengan bentuk lingkaran agar umat dekat dengan altar dan Paham gereja berubah yang dahulu piramida kini menjadi lingkaran dengan tujuan agar umat beriman dapat berpartisipasi aktif hingga dokumen-dokumen berkaitan dengan liturgi diperbaharui dan direvisi ulang. Semua itu dilakukan untuk satu tujuan yaitu agar umat beriman dapat terlibat aktif secara sadar dan penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun