Mohon tunggu...
Verrani Andini
Verrani Andini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Remember When"

27 Februari 2018   19:52 Diperbarui: 27 Februari 2018   20:03 4162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel ini memiliki alur maju, hal itu dapat dilihat dari rentetan cerita. Mulai dari Moses dan Adrian menyatakan cinta pada Freya dan Anggia.

Maka, jadilah taruhan itu. Kami berdua akan membuat pernyataan cinta di hari yang sama, tiga hari lagi, hari Senin, sebelum kelas berakhir. Siapa pun yang ditolak harus berlari sepuluh kali keliling lapangan sekolah. Siapa pun yang kalah harus membiarkan dirinya dilihat satu sekolah, sedang berlari merelakan cinta yang bertepuk sebelah tangan. (halaman 4)

Di hari pernyataan cinta, Moses dan Adrian bertaruh siapa yang ditolak harus lari keliling lapangan sepuluh kali sambil meneriakkan nama cewek yang mereka suka. Meski keduanya diterima, mereka tetap melakukan hal gila itu di depan siswa-siswa lainnya. Teriak sambil lari-lari di lapangan.

Tak ada masalah rumit yang terjadi. Kehidupan berjalan sebagaimana mestinya hingga semuanya terasa nyaman dan menyenangkan. Moses dan Freya yang terus melaju di bidang akademik, bahkan sudah mempersiapkan untuk proses seleksi di universitas pilihan, sedangkan Gia dan Adrian masih tetap aktif di klub basket.

Jalan ke arah caf macet lumayan parah, mungkin karena malam minggu. Untuk mengisi kekosongan yang mulai terasa aneh, gue memasukkan sekeping CD Green Day koleksi lama ke CD player. Gue jarang dapat kesempatan untuk muter CD itu karena Anggia selalu mengeluh bahwa musik sejenis itu bikin dia sakit kepala. Namun, hari ini, pilihan musik jadi otoritas pemilik mobil. Gue sempat melirik Freya sekali, mau tahu apa dia akan berkomentar dengan pilihan gue. (halaman 25)

 

Kutipan tersebut menceritakan pertemuan yang terjadi antara Adrian dan Freya. Adrian yang awalnya mengira Freya akan berkomentar dengan CD pilihannya, ternyata Freya juga menyukai CD pilihan Adrian.

Namun, sebuah pertemuan tak sengaja yang terjadi antara Adrian dan Freya mengubah segalanya. Freya yang biasanya hanya menjadi anak baik-baik di mata Moses, kini mau berkisah hal-hal lain di luar kebiasaannya pada Adrian. Hingga label anak cupu pun lepas dari pikiran Adrian tentang cewek ini. Cewek yang ternyata bisa bercerita banyak hal-hal unik yang tidak akan ia kisahkan pada orang lain. Cewek yang diam-diam membuat Adrian jatuh cinta pada caranya berkisah dan menjalani hidup.

Hingga suatu hari, mama Adrian meninggal dalam kecelakaan tragis yang membuat Freya pun turun tangan untuk membantu menenangkan Adrian yang sedang berduka. Tak ada kesedihan di mata Adrian, yang ada hanya hampa karena kematian mendadak yang menyisakan luka mendalam. Herannya, Adrian tidak bisa bercerita sebagaimana ia berkisah pada Freya tentang perasaan sedihnya ditinggal sang mama. Ia menganggap Anggia hanya mengasihaninya karena duka mendalam akibat kehilangan sosok penting dalam hidupnya.

"Lo berharap gue bereaksi seperti apa? Nangis meraung-raung ditinggal Nyokap? Menghibur anggota keluarga yang tertinggal? Langsung turun tangan ngurusin masalah pemakaman?" Suaranya tiba-tiba meninggi dengan emosi yang memuncak. "Atau lo mau gue cari bajingan yang nabrak Nyokap, terus langsung gue bunuh? Yang mana yang harus gue lakuin, Freya?"

"Nyokap gue juga meninggal, enam tahun yang lalu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun