JUDUL PERCOBAAN : REAKSI IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN ASAM AMINO
TUJUAN PERCOBAANÂ
- Mengetahui perubahan yang terjadi pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa, pati dan maltosa pada uji molisch
- Mengetahui perubahan yang terjadi pada larutan pepton, gelatin, kasein, albumin dan fenol pada uji xantoprotein
- Mengetahui senyawa karbohidrat yang mengandung karbohidrat pada uji barfoed pada percobaan yang dilakukan
TINJAUAN TEORITISÂ
Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polihidroksil keton, Atau senyawa hasil hidrolisis lainnya penyusun utama karbohidrat adalah c, h dan o. perbandingan jumlah atom H dan o adalah 1 : 2 seperti molekul air contoh glukosa ( 12 : 6) , sukrosa (22 :11). Itu dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini yaitu gabungan dari karbohidrat dan hidrat hidrat sendiri artinya air karbohidrat dapat digolongkannya berdasarkan struktur cincin siklusnya yaitu furanose karbohidrat dengan cincin siklis segi enam, Maupun digolongkan berdasarkan nomor penyusunnya seperti monosakarida oliga sakarida dan polisakarida. Hasil Terhadap karbohidrat tersebut (Handito dkk.,2014)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O karbohidrat sebenarnya adalah polissakarida aldehid dan keton atau turunan dari karbohidratnya (Poedjiadi, 2006).
Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakannya senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat dan memiliki nisbah 1 : 2 : 1 untuk C, H dan o perbandingan jumlah atom H dan o adalah 2 : 1 seperti molekul air (McGilvery, 2020).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia yang menyediakan 4 kalori energi pangan per gram karbohidrat juga mempunyai peranan yang penting dalam menentukan karakteristik bahan makanannya penting dalam menentukan kata karakteristik bahan makanannya misalnya rasa warna tekstur dan lain-lain sedangkan dalam tubuh karbohidrat juga berguna untuk mencegahnya tumbuh keitosis pemecahan tubuh protein yang berlebihan kehilangan Mineral mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein dalam suatu karbohidratnya (Fessenden, 2018)
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup karbohidrat juga menjadi komponen struktur pentingnya pada Hidup dalam serat seperti selulosa pektin serta lignin ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks karbohidrat kompleks misalnya nasi biji-bijian kentang dan jagung sedangkan contoh karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya nama lain dari karbohidrat adalah sakarida berasal dari molekulnya karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid atau polihedroksiketon (Oeman Ja Nurul, 2021)
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Spiritus
- Pipet tetes
- Pipet berskala
- Gelas Erlenmeyer
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Batang pengaduk
- Penjepit tabung
- Beaker gelas
- Kertas saring
- Corong
- Gelas Ukur
- Sudip
Bahan
- Larutan glukosa
- Larutan fruktosa
- Larutan sukrosa
- Larutan laktosa
- Larutan amilum
- Larutan maltosa
- Larutan arabinosa
- Larutan iodium
- Pereaksi seliwanof
- Tepung pati
- Tepung agar-agar
- Larutan asam sulfat
- Pereaksi molisch
- Pereaksi Benedict
- Pereaksi barfoed
- Pereaksi Fofomolibdat
- Larutan albumin
- Larutan gelatin
- Larutan kasein
- Larutan pepton
- Larutan ninhydrin
- Larutan fenol
- Larutan asam sulfat
- Larutan timbal asetat
- Larutan raksa 2 klorida
- Larutan perak nitrat
- Larutan amonium sulfat
- Larutan millon
- Pereaksi biuret
- Larutan asam asetat
- Larutan natrium hidroksida
- Larutan tembaga sulfat
- Larutan albumin telur
- Larutan asam klorida
- Buffer asetat
- Etanol
- Sampel kentang
- Sampel tahu
V. PROSEDUR KERJA
A. Uji Molisch
Sampel Kentang
- Dimasukkan ke dalam 6 rak tabung reaksi berturut-turut 5 mili larutan glukosa fruktosa sukrosa laktosa Pati dan maltose
- Ditambahkan 4 tetes pereaksi molish ke dalam masing-masing tabung dan aduk
- Ditambahkan perlahan 2 mili asam sulfat pekat melalui dinding tabung
- Diamati perubahan warna yang terjadi
Hasil Pengamatan :
Glukosa sukrosa maltose laktosa padi menghasilkan perubahan warna ungu menjadi Lembayung dengan sampel bereaksi sedangkan fruktosa menghasilkan perubahan warna menjadi coklat dengan sampel bereaksi.
B.Uji Benedict
Sampel Kentang
- Dimasukkan masing-masing 5 mili larutan Benedict ke dalam 6 tabung reaksi
- Dimasukkan 8 tetes larutan glukosa fruktosa sukrosa laktosa pagi dan maltose dalam tabung 1 sampai 6 secara berturut-turut
- Dipanaskan campuran tersebut dalam penangas air selama 5 menit dan dibiarkan menjadi dingin perhatikan perubahan yang terjadi
Hasil Pengamatan
Glukosa maltose fruktosa menghasilkan perubahan warna menjadi ungu sedangkan amilum dan sukrosa menghasilkan perubahan warna menjadi hijau serta laktosa menghasilkan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dengan terlarut.
- Uji Barfoed
Sampel Kentang
- Dimasukkan masing-masing 1 ml larutan barfoed ke dalam 6 tabung reaksi
- Ditambahkan 1 mili larutan glukosa fruktosa sukrosa laktosa pati dan maltosa
- Dipanaskan campuran tersebut dalam pemanas air selama 5 menit dan biarkan menjadi dingin dan perhatikan perubahan yang terjadi.
- Ditambahkan 1 ml pereaksi fosfomolibdat dan ke dalam campuran dikocok dan amati perubahan yang terjadi
Hasil Pengamatan
Glukosa fruktosa sukrosa laktosa padi maltose ditambah larutan barfoed dan dipanaskan
sampel dingin menghasilkan warna biru muda yang terlihat pudar
Fosfomolibdat Menghasilkan warna biru jelas
- Uji Seliwanoff
Sampel Kentang
- Dimasukkan masing-masing 5 ml pereaksi seliwanoff dalam 6 tabung reaksi
- Ditambahkan 8 tetes larutan glukosa fruktosa sukrosa maltosa pati dan laktosa ke dalam tabung 1 sampai 6 berturut-turut
- Dipanaskan campuran tersebut dalam penangas air selama 1 menit perhatikan perubahan yang terjadi
Hasil Pengamatan
Glukosa fruktosa sukrosa maltose Pati dan laktosa ditambah dengan sampel ditambah dengan seliwanoff menghasilkan warna yang keruh dengan warna yang tidak jelas.
Dipanaskan serta didinginkan menghasilkan warna merah muda yang jelas terlihat.
- Uji Iodium
Sampel Kentang
- Dimasukkan berturut-turut sedikit tepung pati dan tepung agar-agar ke dalam dua tabung
- Ditambahkan 4 tetes larutan iodium dicampur hingga merata dan perhatikan warna
- Dimasukkan 2 ml larutan amilum kemudian ditambahkan 5 tetes larutan iodium ke dalam tabung reaksi amati perubahan warna yang terjadi
- Dipanaskan tabung reaksi beberapa menit amati perubahannya
- Didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi
Hasil Pengamatan
Dengan iodium dengan sampel menghasilkan berwarna biru ditambah amilum ditambah dengan iodium menghasilkan berwarna biru tua lalu dipanaskan menjadi tidak berwarna.
Pati dan tepung agar-agar ditambah dengan sampel ditambah dengan iodium menghasilkan warna hijau ditambah dengan amilum dan iodium menghasilkan warna biru tua dipanaskan lalu tidak berwarna.
Sampel tersebut berwarna biru ditambah dengan amilum ditambah dengan iodium menghasilkan berwarna biru dipanaskan menjadi tidak berwarna.
- Uji Ninhidrin
Sampel Tahu
- Dimasukkan berturut-turut 3 ml larutan albumin gebtin kasein dan pepton ke dalam 4 tabung reaksi
- Ditambahkan 0,5 ml larutan nihidrin pada setiap tabung
- Dipanaskan dalam pemanas air mendidih selama 10 menit dan amati perubahannya
Hasil Pengamatan
Albumin sebelum pemanasan berwarna keruh setelah pemanasan terbentuk padatan berwarna putih dan di atasnya terdapat cincin berwarna ungu.
Pepton gelatin kasein sebelum dan sesudah pemanasan tidak terjadi perubahan dan tetap keruh.
- Uji Xantoprotein
Sampel Tahu
- Dimasukkan berturut-turut 2 ml larutan albumin gelatin kasein pepton dan fenol ke dalam 5 tabung reaksi
- Ditambahkan 1 ml hno3 pekat setiap tabung campur dipanaskan lalu diperhatikan warnanya
- Ditambahkan setetes demi tetes larutan NaOH pekat hingga larutan menjadi basa saat setelah dingin dan diamati perubahan yang terjadi.
Hasil Pengamatan
Pepton ditambah dengan 1 ml hno3 pekat dipanaskan menjadi keruh lalu ditambah dengan 4 tetes NaOH tetap keruh
Gelatin ditambah dengan 1 ml hno3 pekat dipanaskan menjadi kuning cerah ditambah dengan 4 tetes NaOH tetap berwarna
Kasein ditambah dengan 1 ml hno3 pekat dipanaskan menjadi tidak berwarna ditambah dengan 4 tetes NaOH tetap tidak berwarna.
Albumin ditambah dengan 1 ml hno3 pekat dipanaskan menjadi kuning dan ada endapan putih ditambah dengan 4 tetes NaOH menjadi orange.
Fenol ditambah dengan 1 ml hno3 pekat dipanaskan menjadi kuning tua ditambah dengan 4 tetes NaOH menjadi warna orange.
- Uji Biuret
Sampel Tahu
- Dimasukkan berturut-turut 3 ml larutan albumin gelatin kasein pepton dan fenol pada 5 tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 mili NaOH lalu dikocok
- Ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 dan kocok jika tidak timbul warna ditambahkan 1 dan 2 tetes larutan CuSO4 dan amati perubahan yang terjadi.
Hasil pengamatan
Albumin ditambah dengan satu NaOH menjadi keruh ditambah dengan 4 tetes CuSO4 menjadi kuning
Pepton gelatin kasein fenol ditambah dengan 1 ml NaOH menjadi keruh ditambah dengan 4 tetes CuSO4 tetap keruh
- Penaturasi protein
- Albumin
- Disediakan 3 tabung reaksi dengan membuat campuran larutan sesuai dengan Tabung pertama ada albumin 9 ml dan HCL 1 ml. Tabung kedua albumin 9 ml dan NaOH 1 ml. Tabung 3 albumin 9 ml dan buffer asetat 1 ml.
- Ditempatkan ketiga tabung reaksi dalam air mendidih selama 15 menit
- Didinginkan dan perhatikan Apa yang terjadi
- Ditambahkan 10 ml larutan buffer asetat PH 4,7 ke dalam tabung 1 dan 2 amati perubahan
Hasil pengamatan
Albumin dan HCL dipanaskan terbentuk padatan putih
Tabung yang kedua albumin dan NaOH dipanaskan terbentuk endapan putih
Tabung ketiga albumin dan buffer asetat dipanaskan terbentuk endapan putih
         Â
VI. PEMBAHASAN
Secara teori furfural atau hidroksimetil fulfural dengan alfanatol alkohol. Fungsi dari alkohol dalam larutan ini ada dua yaitu untuk melindungi partikel-partikel karbohidrat dari kontak Langsung asam sulfat pekat sehingga tidak terjadi kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam sampel Sebagai pelarut naftol, Merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa pural yang akan dibahas selanjutnya mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida lalu monosakarida tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural Jika senyawa berupa heksosa maka senyawa terbentuk berupa hidroksi metil furfural tersebut dengan adanya naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dalam suatu dehidrasi pentolse tersebut.
secara praktikum terdapat glukosa sukrosa laktosa Pati amilum maltose ditambahkan sampel dan pereaksi molish menghasilkan warna lembayung sedangkan fruktosa tambahkan sampel dan pereaksi modis dan asam sulfat menghasilkan warna coklat.
Hubungannya bahwa dalam praktikum tidak sesuai dengan hasil teori karena merupakan kesalahan suatu praktikan.
Secara teori uji Benedict yaitu uji kimia untuk mengetahui kandungan gula pereduksi pada uji Benedict reaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid kecuali aldehid pada dalam gugus aromatic dan Alpha hidroksi keton Oleh karena itu meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi Namun karena memiliki gugus Alpha pereduksi instruksi keton maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan manosa dalam suasana basah dan memberikan hasil positif dengan reaksi Benedict selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru atau tanpa adanya glukosa hijau kuning orange merah dan merah bata atau coklat atau kandungan glukosanya tinggi pada hasil suatu dalam hasil uji Benedict.
secara praktikum uji sampel ditambah glukosa maltose fruktosa ditambah larutan Benedict maka hasil pengamatannya yaitu menghasilkan warna kuning uji sampel kentang dengan amilum sukrosa ditambah larutan Benedict maka hasil pengamatannya yaitu menghasilkan warna hijau uji sampel kentang dengan Laktosa ditambah dengan larutan Benedict maka hasil pengamatan yaitu menghasilkan warna hijau kecoklatan pada sampel.
Hubungannya ketika sampel mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida dan lihat sebagai endapan merah bata sukrosa atau gula pasir dan galaktosa tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict pada uji Benedict pada sampel.
Secara teori pada uji Barfoed, Untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida hasilnya bahwa ada endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh ion cu2+ dari reaksi barfoed dalam suasana asap akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O atau Kupro oksida berwarna merah bata Hal inilah yang Mendasari uji Barfoed. Pada Uji Barfoed, Yang yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena hasil cu2o terdapat yang menunjukkan suatu hasilnya.
Secara praktikum, Dalam uji sampel kentang ditambahkan glukosa fruktosa sukrosa laktosa Pati maltose ditambah larutan barfoed  dan pereaksi pisforholibdat Yaitu pada menghasilkan warna biru pada hasil sampel tersebut.
Hubungannya dalam secara praktikum tidak sesuai dengan hasil secara teori mungkin terdapat beberapa kesalahan praktikan yaitu terkontaminasi dalam bahan ada perubahan panas yang begitu lama serta mungkin penimbangan penetasan pada saat melakukan praktikum.
Secara teori, reagen uji seliwanoff Terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat asam reagen ini menghidrolisis asamnya reagen ini polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana ke tosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resor menghasilkan zat berwarna merah tua aldose dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zatnya berwarna merah muda dalam suatu sampel.
Secara praktikum, Pada uji sampel kentang ditambahkan glukosa fruktosa sukrosa laktosa Pati maltose dengan pereaksi selliwanoff Menghasilkan suatu sampel dengan berwarna merah muda pada uji ini tersebut.
Hubungannya secara praktikum sesuai dengan hasilnya secara teori tersebut pada uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa lebih cepat terhidrasi daripada aldose dalam suatu hasil fungsinya keton.
Secara teori, Kondensasi iodin dengan karbohidrat padanya uji iodin manasakarida menghasilkan warna yang khas Hal ini disebabkan karena dalam larutan padi terdapat unit Glukosa yang membentuk rantai Helix karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unitnya glukosanya bentuk ini menyebabkan Pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiral ya sehingga menyebabkan warnanya biru tua pada suatu hasil kompleksnya.
Secara praktikum bahwa pada tepung pati dengan uji iodium ditambah larutan amilum dan uji iodium yaitu maka menghasilkan warna biru tua selanjutnya tepung agar-agar ditambah uji iodium dan larutan iodium dengan larutan amilum menghasilkan warna biru selanjutnya sampel kentang ditambah dengan uji iodium dengan larutan amilum dan uji iodiumnya itu dengan menghasilkan berwarna biru pada hasil uji ini tersebut.
Hubungannya bahwa secara praktikum sesuai dengan secara teori ahli ini dikarenakan kemampuan menghidrolisis sehingga amilum berubah glukosa pengujian amilum dilakukan dalam suasana asam basa dan netral penambahan larutan iodium pada air tidak terjadi perubahan warna suasana basah karena iodium berkaitan dengan suasana hasilnya uji amilum pada proses hasilnya terhadap sampelnya.
secara teori pada uji ninhidrid semua asam amino atau peptide yang mengandung asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa yang berwarna biru Kompleks berwarna biru dihasilkan dari reaksi nimhidrin dengan hasil-hasil reduksinya yaitu hydrin dan tin dan ammonia protein yang mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin Menghasilkan warna kuning.
Secara praktikum sampel tahu dengan pepton gelatin kasein ditambah dengan larutan nihidrin yaitu pada menghasilkan warna keruh dan tidak mengalami perubahan selanjutnya sampel tahu ditambah dengan albumin dan larutan minhydrin yaitu pada menghasilkan terbentuk padatan putih dan cincin berwarna ungu pada hasil uji ini tersebutnya.
Hubungannya bahwa secara praktikum tidak sesuai dengan hasil secara teori disebabkan ada kesalahan praktikan.
Secara teori uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein menunjukkan adanya gugus benzene uji Ini menghasilkan warna orange pada reaksi yang menghasilkan turunan benzene dengan penambahan basah uji xanto protein ini digunakan asam amino yang mengandung inti benzene reaksi adalah reaksi nitrasi pada inti benzene yang terdapatnya di protein oleh asam nitrat pekat warna hasil reaksi dengan asam nitrat pekat adalah kuning tua sedangkan warna orange muncul ketika reaksi ditambah NaOH sebagai basa
Cara praktikum sampel tahu dengan masing-masing pepton ditambah hno3 dan NaOH pekat menghasilkan warna keruh sampel gelatin dengan tahu hno3 NaOH pekat adanya warnanya kuning keruh sampai tahu ditambah kasein dengan hno3 dan NaOH pekat dengan adanya suatu hasil tidaknya berwarna sampel tahu ditambah albumin fenol dengan hno3 dan NaOH pekat dengan hasilnya yaitu adanya orange.\
Hubungannya bahwa hal ini secara praktikum sesuai dengan hasil secara teorinya disebabkan karena ketelitian perhatikan.
Secara teori uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan ketida pada suatu bahan terbentuknya warna ungu pada larutan sampel karena terbentuk senyawa kompleks antara cu12 dan n dari molekul ikatan peptide yaitu gugus pertidak semakin banyak atau makin panjang ikatan atau tidak dalam protein maka warna ungu akan semakin kuat instansinya reaksi biuret merupakan reaksi warna ungu yang untuk gugus tidak ada protein tersebut.
Secara praktikum. Uji tahu sampelnya dengan ditambahkan adanya suatu hasil warna kuning sampai tahu ditambah dengan NaOH masing-masing pepton gelatostein fenol ditambah larutan CuSO4 menghasilkan adanya warnanya keruh.
Hubungannya bahwa secara hasil praktikum tidak sesuai dengan hasil secara teori karena kesalahan perhatikan.
Biokatalitisnya Hal ini menyebabkan terhambatnya beberapa jenis reaksi biokimia yang dikatelisis oleh enzim atau hormon yang saling untuk bersangkutan denaturasi adalah sebuah proses dimana protein kehilangan struktur sekunder dan struktur tersier dengan beberapanya perlakuan tekanan eksternal atau senyawa seperti asam kuat atau basa garam terkonsentrasi misalnya pelarutnya organic atau panas protein yang akan mengendap dan menggumpal peristiwa ini dinamakan koagulasi denaturasi menyebabkan perubahan struktur tersier sekunder dan container molekul protein tanpa pemecahan ikatan kovalennya pengendapan protein oleh asam terjadi cukup cepat karena ada adanya panas dan menghasilkan endapan serta padatan putih.
Secara Praktikum, Ampel tahu dengan albumin HCl serta ditambah larutan buffer asetat menghasilkan terbentuk endapan putih selanjutnya sampel tahu ditambahkan albumin NaOH serta ditambah larutan baper asetat yaitu menghasilkan terbentuk padatan putih lalu pada sampel tahu ditambahkan albumin dengan larutan buffer asetat menghasilkan terbentuk endapan putih pada hasil uji ini tersebut.
Hubungannya bahwa hasil praktikum sesuai dengan hasil secara teori Hal ini membuktikan bahwa protein tahu tahu dalamnya tersebut mengalami denaturasi dan hasil koagulasinya.
VII. KESIMPULAN
- Pada uji molisch yang menghidrolisis ikatan sakarida menghasilkan pulvular diperoleh pada pereaksi larutan glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan pati menghasilkan warna lembayung yang menunjukkan terkandungnya karbohidrat pada larutan tersebut. Sedangkan berdasarkan percobaan yang dilakukan fruktosa tidak mengandung hal yang sama dikarenakan berubah warna menjadi coklat.
- Pada uji xantroprotein yang menunjukkan adanya inti benzena mendeteksi asam amino diperoleh pada sampel protein yang direaksikan dengan pepton dan kasein menghasilkan tidak berwarna, sampel protein yang direaksikan dengan gelatin menghasilkan warna kuning menunjukkan terkandungnya protein dan sampel protein yang direaksikan dengan albumin dan fenol menghasilkan warna orange yang menunjukkan terkandungnya asam amino dan terbentuknya inti benzene.
- Pada uji barfoed jenis larutan yang menunjukkan terkandung karbohidrat adalah pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, pati dan maltosa yang direaksikan dengan sampel akan menunjukkan kandungannya karbohidrat memiliki reaktivitas yang tinggi dan sampel mengandung gugus aldehid
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, Ardhista S & Fitriana, Yolla A N. (2020). Analisis Senyawa Kimia Pada Karbohidrat. SAINTEKS, 17 (1) ; 1 -- 6.
Iksan, Muhammad., et all. (2019). Biomass and Carbon Uptake of Mangrove Forests Pohonia Village, Muna Regency. International Journal of Applied Biology, 3(2) ; 20 -31.
Kurniaty, Ika., et all. (2019). Hydrolytic Process of Proteins in Moringa Oleifera Seeds in Varied Concentrations of Sodium Hydroxide and Hydrochloric Acid. AJCHE, 19 (2) ; 141 -154.
Wibowo, Agus R., dkk . (2021). Pengantar Biomolekuler. Jawa Tengah : Eurekia Media Aksara.
Wulandari, Antri. (2020). Aplikasi Support Vector Machine (SUM) untuk Pencarian Binding Site Protein -- Ligan. Jurnal Ilmiah Matematika, 8 (2) ; 152 - 164
DOKUMENTASI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI