Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Teburu-buru! Kurikulum Prototipe Hanya Sebuah Opsi, Pilihan Lain Bisa Dimungkinkan

29 Desember 2021   02:43 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:35 8864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber data: worldtop20.org/world-top-20-data-base

Diharapkan nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

PENYEBAB PERINGKAT INDONESIA MEROSOT MENURUT PISA

Nah kembali ke PISA, yang merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan dibagi menjadi tiga poin utama, yaitu literasi, matematika, dan sains. Hasil pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak berusia 15 tahun dari 79 negara.

Ddimana letak masalah sehingga Indonesia menduduki urutan ke 74? Ok saya kutip ya, jangan pendapat saya sendiri. Saya ambil dari situs ayomenulis.com, yang dipublis tanggal 22 Oktober 2020.

Saya gak akan mengutip semuanya yang penting  saja

  • Menurut data yang diterbitkan OECD dari periode survei 2009-2015, Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah. Dari ketiga kategori kompetensi, skor Indonesia selalu berada di bawah rata-rata. Penyebab utama Indonesia selalu mendapat peringkat rendah adalah kurikulum Pendidikan yang diterapkan
  • Siswa Indonesia di jajaran nilai terendah terhadap pengukuran membaca, matematika, dan sains. Pada kategori kemampuan membaca, Indonesia menempati peringkat ke-6 dari bawah (74) dengan skor rata-rata 371. Turun dari peringkat 64 pada tahun 2015.
  • Lalu pada kategori matematika, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada tahun 2015. Sementara pada kategori kinerja sains, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari bawah (71), yakni dengan rata-rata skor 396. Turun dari peringkat 62 pada tahun 2015.
  • Jika dibandingkan, kemampuan literasi, matematika, dan sains siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata dunia. Seperti diberitakan oleh Antara, Indonesia sudah berpartisipasi dalam penilaian ini selama 18 tahun, sejak tahun 2000. Namun selama itu pula nilai kemampuan siswa tak pernah berada di atas rata-rata.

Yang saya garis bawahi paling tebal adalah, bahwa Dari ketiga kategori kompetensi, skor Indonesia selalu berada di bawah rata-rata. Penyebab utama Indonesia selalu mendapat peringkat rendah adalah kurikulum Pendidikan yang diterapkan.
Dan yang mecengkan adalah Pada kategori kemampuan membaca, Indonesia menempati peringkat ke-6 dari bawah (74) dengan skor rata-rata 371. Turun dari peringkat 64 pada tahun 2015. Ini perlu menjadi evaluasi besar-besaran, problem utamanya dimana? 

Disinilah  kuncinya, inti permasalahannya, yaitu kurikulum pendidikan itu sendiri. Jadi perlu diutak atik terus nih kurikulum pendidikan hingga meraih prestasi Internasional? Saya rasa bukan itu sebenarnya esensinya, Nanti pada akhirnya akan saya tawarkan pendapat saya sendiri.

Jujur saya agak paham dan kurang paham (bingung kan?), yang saya pahami, tujuan merubah (tepatnya menyesuaikan) kurikulum pendidikan tentu dengan tujuan yang baik, sudah didasari kajian yang komprehenship untuk peningkatan pendidikan di Indonesia. 

Nah bagian yang agak kurang saya paham, kenapa kurikulum yang sudah berlaku di Indonesia itu gak berkesinambunga, yang sudah baik dipertahankan, yang perlu diperbaiki ya disempurnakan. 

Bukan menganti secara keseluruhan. Membingungkan. Kalo nanya banyak pengamat pendidikan, pasti banyak yang punya rumusan. Keren-keren lagi. Dan rata-rata diadopsi dari Luar negeri yang belum tentu cocok dengan semangat amanat konstitusi. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. 

Pertimbangkan kalimat tersebut, bukan ukuran angka prestasi saja yang menjadi andalan, terdapat hal lain yang lebih esensi dari hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun