"Aku tunggu nanti di sini lagi," kata Adian yang langsung sibuk dengan baksonya. Kimaya lalu bergabung dengan Nishi dan Vanah yang mengamati di pojokan.
"Akrab?" komentar Nishi. Kimaya hanya melotot.
Dua pelajaran berikut memberikan tugas kelompok di kelas Kimaya yang harus dikumpulkan saat itu juga. Praktis dia tidak ke kantin karena anggota kelompoknya hanya bercanda sehingga tugasnya tidak kelar-kelar.
Ada ketukan di pintu ketika istirahat kedua tiba.
"Kim," ada teriakan tertahan dari arah luar.
Kimaya melototkan matanya, benar-benar di luar ekspektasinya dan seluruh kelasnya. Adian ke kelasnya untuk mengajaknya ke kantin!
"Sorry, aku mau bikin ini," Kimaya menunjukkan kertas manila di meja yang masih kosong. Teman kelompoknya terkikik-kikik geli dengan pensil warna-warni penghias poster yang belum dibuat sama sekali.
Adian menghilang. Namun beberapa saat kemudian dia kembali dan masuk ke kelas Kimaya, menaruh sekaleng softdrink dan sebungkus camilan di meja Kimaya yang sibuk dengan lem yang berantakan.
"Thanks, you don't need to do that," Kimaya terkejut dengan usaha Adian. Harusnya dia kan yang berusaha supaya menang taruhan?
"Nanti aku tunggu di tempat parkir," hanya itu respon Adian.
Sesaat kemudian, suara tepukan tangan berkumandang di kelas yang sudah cukup meriah itu.