Anjali mengangguk sembari menatap tangan mereka terus menerus. Pria itu mengecup pipi Anjali lama dan sungguh gadis itu menikmati perlakuan intim mereka.
Entah datang dari mana suara nada keroncong kemayoran terdengar di telinga Anjali. Ia berdegup kencang, tangannya basah karena keringat, dadanya bergemuruh dan perutnya merintih kegelian. Ia sangat menyukainya.
La-la-la-la-la-la-la-la, oh,
Janganlah lupa,
Janganlah lupa kepada saya
Anjali tiba-tiba melompat dan tercebur dalam air. Ia merasa engap luar biasa, ia sadar ia akan tenggelam dan berusaha naik menuju permukaan. Dadanya sesak dan jantungnya berdegup luar biasa.
Gadis itu tiba-tiba terbangun dengan jantung yang masih berdegup kencang. Kepalanya sakit berkedut cepat dan merasakan dinginnya kedua tangan ini.
Anjali membuka mata terpejamnya. Ia melihat sekeliling yang telah tampak sedikit terang, menandakan hari telah berganti dan beralih dari bulan ke matahari.
Masih merasakan kegugupannya disaat mengingat  mimpi itu. Ia bersama pria tampan tapi ia sama sekali tidak mengingat wajahnya. Satu per satu pecah dari rentenan puzzle yang telah terbentuk. Sudah buyar menyisakan separuhnya saja.
Anjali melupakan wajah lelaki itu. Sayangnya, rasa suka ini masih ia rasakan dan ingat hingga beberapa hari kedepan. Bahkan, ia sama sekali tidak mengetahui nama pria itu dan semuanya selesai.
Selesai sampai saat dimana ia terkaget setengah mati di dasar air itu.