Anjali tertawa dibuatnya. Ribuan volt terasa di kulitnya. Bulu halusnya terangkat kegelian. Perutnya bergejolak karena rasa yang senang, rasa ternyaman dan berbeda.
"Lihat!" ujar Anjali menunjuk ke belakang mereka.
"Mereka berlatih dansa. Mari berdansa denganku." jawab pria itu dengan suara pelan.
Anjali merasakan tangan kekar memeluk pinganggnya. Sentuhan lembut terasa menghanyutkan dan jantungnya terkaget karena suka. Ia merasa gugup dan senang. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap wajah itu dengan lekat.
Dia memang tampan.
Mereka berdansa mengikuti irama kaki dan satu kedipan Anjali telah dipeluk erat dari samping menikmati pandangan teater yang sedang berlangsung.
Anehnya, mereka melihat sembari berdiri bersama para penonton lainnya. Tidak ada lagi kursi ataupun aula, secepat itu perubahan terjadi.
Dimana aula yang menjadi saksi ia berdansa di panggung, pikir Anjali.
Pria itu mendekat dan Anjali menempelkan tubuhnya ke dada bidang pria itu.
Teater yang dipentas tak menjadi titik fokus Anjali. Ia hanya merasakan kesenangan dengan pria di dekatnya, mereka saling berpelukan. Anjali melihat tangan mereka terpaut.
"Kau suka?" bisik lelaki itu.