Di Bandar Lampung mereka mendapat pekerjaan di toko-toko dengan beragam jenis pekerjaan, dari bagian panggul barang, bagian keamanan sampai pelayan toko. Seiring waktu, berkat kinerjanya yang baik dia dipercaya untuk menjemput tagihan kepada para pelanggan.Â
Tak jarang uang hasil tagihan memenuhi tas yang dibawanya. Namun karena kemalaman dan toko telah tutup dia kerap membawa uang hasil tagihan ke rumah kontrakannya. Dia tinggal bersama sejumlah rekannya, sesama perantau.  Demi keamanan, tas kembung berisi gepokan uang  digunakannya sebagai bantal tidur.
"Isinya duit semua Sar?" Suminta, seorang temannya, penasaran.
Segera dia mengeluarkannya dan memperlihatkannya kepada rekannya itu. Semuanya uang kertas beragam nominal.
Matanya terbelalak. "Aboooohhhhh! Itu duit asli semua? "
"Kalau duit palsu, gambar orangnya cemberut kayak mukamu!" Segera dia memasukkannya kembali ke dalam tas dan memulai tidur.
"Ajak aku mimpi indah, Sar!"
Dia tidak menyahut.
***
Minggu pagi, karena malamnya begadang dan jam kerjanya pun agak siang, dia bangun pukul tujuh. Â
"Tidur berbantal duit mimpinya apa Sar?" cetus seorang teman lainnya.