Mohon tunggu...
Muhammad Luthfi Yufi
Muhammad Luthfi Yufi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar MTsN Padang Panjang

Hobiku memasak dan fotografi, dan keduanya selalu membuat hariku lebih seru! Memasak adalah petualangan rasa—seperti bermain dengan palet warna, tapi dengan bumbu dan bahan makanan. Setiap masakan adalah eksperimen kecil, dan rasanya selalu menyenangkan ketika berhasil menciptakan hidangan yang enak. Fotografi, di sisi lain, adalah cara favoritku untuk mengabadikan momen-momen ajaib yang kadang terjadi begitu saja. Dengan kamera di tangan, rasanya seperti memegang kunci untuk menghentikan waktu. Plus, belajar editing itu seperti memberi sentuhan sihir pada fotoku—membuatnya lebih hidup dan memuaskan. Hobi-hobi ini tidak hanya membuat hariku lebih berwarna, tapi juga membawaku lebih dekat dengan hal-hal yang aku cintai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyesal Lupa Buk

16 September 2024   19:36 Diperbarui: 16 September 2024   19:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan bantuan Apip dan Putin yang terus menyemangatiku. Aku akhirnya bisa menyelesaikan soal-soal meski dengan sedikit ragu-ragu.

Ketika ulangan selesai. Kami mengumpulkan lembar jawaban dengan perasaan lega yang mengalir pelan. Aku menghela napas panjang. Masih cemas dengan hasilnya. tetapi setidaknya kami sudah melewati satu rintangan lagi.

Beberapa hari kemudian. Hasil ulangan diumumkan. Jantungku berdegup kencang saat Bu Wati membagikan kertas ulangan. Wajahnya tetap tanpa senyum seperti biasa. Ketika aku menerima kertas itu. Aku langsung mencari nilainya dan hatiku melonjak. Kami semua lulus KKM! Wajah kami berseri-seri dan suasana kelas mendadak riuh oleh suara kegembiraan.

Apip tersenyum lebar sambil menepuk pundakku. "Ternyata tidak seburuk yang kita kira. Kan?" katanya dengan nada puas.

Putin menepuk punggungku. Senyum lebar terlukis di wajahnya. "Kamu berhasil. Pi. Kita harus rayakan ini. Lain kali kita lebih serius. Ya?" katanya. Matanya bersinar dengan semangat baru.

Kami tertawa bersama. Merayakan keberhasilan kecil ini dengan sukacita sederhana namun berarti bagi kami.

Kejadian ini mengajarkanku bahwa meskipun menjadi pelupa adalah bagian dari diriku. Aku tidak boleh menjadikannya alasan untuk menyerah. Aku harus belajar untuk lebih bertanggung jawab dan berusaha keras. Terutama ketika menghadapi tantangan yang tampak sulit. Dengan usaha keras. Persiapan. Dan dukungan teman-teman. Aku bisa melewati tantangan apa pun. Meskipun harus belajar lebih baik lagi untuk mengatasi sifat pelupa ini. Amanat dari cerita ini adalah selalu berusaha sebaik mungkin. Menghargai dukungan teman. Dan tidak menjadikan kelemahan sebagai alasan untuk tidak bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun