Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warung Emak Endul

27 Februari 2024   09:51 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:18 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ucapan Ibu itu membuat aku semakin penasaran. Aku betul-betul ingin menyelidiki apa yang menyebabkan daerahku yang ada di lereng gunung tertimpa musibah banjir.

"Baik, Ibu. Aku akan meninjau ke lokasi sekarang." Aku berkata sambil mengambil sepedaku gunungku yang ada di teras.

"Jurnalis nih ye," seru Kak Hamidah.

Aku memonyongkan mulutku ke arah Kak Hamidah. Ibu hanya tersenyum melihatku. Lalu aku pamit kepada Ibu.

"Bu, aku berangkat." Aku berkata sambil menuntun sepeda gunungku ke luar dari teras.

"Hati-hati Jamil." Ibu berpesan kepadaku sambil berjalan ke arahku.

"Iya , Bu. Insya Allah!" Aku menyahut. Kemudian aku mencium tangan Ibu.

Ibu mencium pipiku. Kanan dan kiri.

"Fii amanillah! Semoga selalu dalam lindungan-Nya." Ibu mengucapkan doa.

"Aamiin Yaa Robb." Setelah mengamini doa Ibu, aku mengucapkan salam. "Assalamu 'alaikum!"

"Wa 'alaikum salam." ibu an Kak Hamidah menyahut serempak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun