ucapan Ibu itu membuat aku semakin penasaran. Aku betul-betul ingin menyelidiki apa yang menyebabkan daerahku yang ada di lereng gunung tertimpa musibah banjir.
"Baik, Ibu. Aku akan meninjau ke lokasi sekarang." Aku berkata sambil mengambil sepedaku gunungku yang ada di teras.
"Jurnalis nih ye," seru Kak Hamidah.
Aku memonyongkan mulutku ke arah Kak Hamidah. Ibu hanya tersenyum melihatku. Lalu aku pamit kepada Ibu.
"Bu, aku berangkat." Aku berkata sambil menuntun sepeda gunungku ke luar dari teras.
"Hati-hati Jamil." Ibu berpesan kepadaku sambil berjalan ke arahku.
"Iya , Bu. Insya Allah!" Aku menyahut. Kemudian aku mencium tangan Ibu.
Ibu mencium pipiku. Kanan dan kiri.
"Fii amanillah! Semoga selalu dalam lindungan-Nya." Ibu mengucapkan doa.
"Aamiin Yaa Robb." Setelah mengamini doa Ibu, aku mengucapkan salam. "Assalamu 'alaikum!"
"Wa 'alaikum salam." ibu an Kak Hamidah menyahut serempak.