Mohon tunggu...
Riana Sari
Riana Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika di SMAN 5 Kabupaten Tangerang

Riana Sari, Lahir di Banjarnegara, 11 Desember 1989. Karyanya antara lain: “Matematika Hidup Indonesiaku”, Juara I Lomba Menulis Puisi Matematika Nasional 2008, UNSRI. Cerpen “Api Kecil di Dermaga”, masuk dalam antologi “yang Muda yang Kreatif”, Kemenpora RI, 2010. Cerita Rakyat “Teluknaga”, Juara I Lomba Menulis Cerita Rakyat Kabupaten Tangerang 2011. Cerpen “Perempuan Hebat” masuk dalam antologi Perempuan Hebat, IPP-NU, 2011, Cerpen “Selendang Biru di Akar Bakau” menjadi pemenang lomba menulis cerpen mangrove, KeseMat, UNDIP, 2012, Cerpen “Laso” menjadi Juara prospektif, lomba cerpen kearifan lokal, Yayasan Obor Indonesia, 2013.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemuning

4 Juni 2023   22:16 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:26 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu percaya?"

"Ya ndak tho, Mas,..."

"Saat musim kemarau begini, yang tidak kering ya hanya telaga ini, selain itu di Gedong, dan Sungai Oyo,..tapi Gedong dan Sungai jauh sekali... kecuali ada tempat MCK umum di telaga itu. Lha wong yang ada cuma sumber air,... masak kita mau mandi bareng-bareng di telaga?"

"Yang paling dekat, ya telaga ini. Tapi, cuma di Gedong yang ada tempat MCK-nya,...Tapi, gedong itu jauh di tengah hutan..."

"Kenapa ada yang membangun markas tentara di tengah hutan?" Sita ikut bicara.

"Mungkin dulu dijadikan markas saat perang kemerdekaan..."

....

"Indah sekali, ya, mas...."Sita menerawang jauh ke sebelah Utara. Sementara itu,  kulihat Nurul terhuyung-huyung berlari menghampiri kami. "Itu di Utara, tebing tinggi indah itu apa, mas?" Sita menunjuk tebing tinggi di kejauhan yang terlihat seperti persegi panjang yang tegak berdiri.

"kae ki dudu tebing, Mbak Sita,.. kae ki Nggunung Nglanggeran,...." Ujar Bambang sambil melepas lelah duduk di batu-batu putih berukuran besar yang banyak terdapat di bukit ini yang konon merupakan sisa letusan gunung api pada zaman purba. Pada beberapa batu besar itu terdapat sebentuk tapak kuda yang menurut dongeng setempat adalah tapak kaki kuda sembrani, yaitu kuda putih bersayap yang menjadi kendraan pada dewa dan raja  yang diyakini kerap melintas di bukit ini pada malam hari.

"Elang Gerang...?" ulang Sita

"Nglanggeran, Mbak, Nglang--ge--ran..!" Nurul membenarkan sambil menggandeng sita agar ia tak ditinggal lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun