Lucas berjalan terhuyung menghampiri sang kakak. Kakinya pincang dan ada darah di ujung bibirnya.
"Apa dia memukulmu?" tanya Noah.
"Tidak! Tapi dia berhasil melemparku dan membalikan Mana di pedangku," jelas Lucas.
"Bagaimana bisa dia menggenggam pedang tanpa terluka," gumam Lucas merasa tidak percaya.
Noah mengerutkan dahi. "Dia menggenggam pedangmu?" ucapnya terkejut. Hanya raut kecewa di wajah Lucas; jawaban pertanyaan Noah.
Noah dan Lucas kembali ke istana. Pesta masih belum berakhir; tapi dua orang itu dengan segera melaporkan apa yang baru saja terjadi. Di dalam sebuah ruangan dengan bernuansa kayu dengan jendela kaca itu, sudah ada Raja Gabriel dan Vederick, serta seorang lagi adalah Count Albert tengah duduk di sofa panjang. Menyesap cerutu yang meninggalkan kepul asap tak beraturan di dalam ruangan. "Tidak bisakah kau hentikan kegiatan Anda menghisap benda itu?" tegur Vederick.
"Kau akan tahu betapa nikmatnya ini, Pangeran." Gumpalan asap putih dengan aroma tembakau mengepul ke udara.
Selepas memberi salam, Noah mulai menceritakan kejadian penyusup yang masuk ke istana melewati Kastil Putri dan masuk ke dalam kediaman Ratu. Tiga orang itu memerhatikan dengan saksama.
"Bagaimana kalian tahu kalau ada penyusup? Bukankah Kastil Putri jauh dari Aula pesta. Apa kalian sengaja masuk area itu?" cerca Albert. Terdengar sinis.
"Saya tengah menemui Yang Mulia Putri Claire," jelas Noah.
"Bukankah kau bisa menemuinya saat acara berlangsung. Apa alasanmu menemuinya?"Â