"Maaf Tuan Albert. Saya datang bukan untuk membahas hal tersebut."
Raut wajah Count Albert jelas sekali melukiskan jika dirinya tidak begitu menyukai kedua pemuda Carperia itu.
Vederick berdeham. Laki-laki 15 tahun itu lalu berjalan ke arah Noah dan Lucas. "Paman pasti begitu khawatir kepada Tuan Putri. Benar 'kan, Paman?" Vederick membela Albert. "Lalu apa penyusup itu tertangkap?"
"Maafkan saya. Penyusup itu berhasil lolos di perbatasan hutan." Kali ini Lucas yang membuka suara.
"Ck---apa kita harus percaya? Bukankah kalian hanya berdua saja? Bukan tidak mungkin jika kalianlah yang meloloskannya?" Sebuah kalimat menyebalkan yang keluar dari bibir manis Vederick.
Kedua mata Noah melebar. Pupil merahnya terlihat jelas mengecil. Tangannya mengepal seakan siap menghantam wajah mulus sang Pangeran.
"Jaga ucapanmu, Pangeran. Perintahkan kepala penjaga untuk memerketat penjagaan. Perintahkan untuk beberapa hari kedepan penjaga berjaga di tambah," ucap Gabriel. Memotong ketegangan.
"Sudah jelas kalau Vederick mencurigai kita. Sejak awal pecundang itu memang menyebalkan," ucap Lucas.
"Diamlah,?"
Lucas mendengus. "Baiklah."Â
Beberapa menit lalu Noah dan Lucas meninggalkan ruangan Raja. Keduanya memendam amarahnya. Tuduhan tak beralasan membuat darah di kepala Lucas mendidih. Keluarga Grand Duke yang berada di Utara selalu di kaitkan dengan pemberontakan bahkan sejak dahulu kala. Namun tidak pernah ada pembuktian mengenai hal itu. Meskipun keluarga mereka adalah keturunan paling dekat dengan raja sebelumnya. Alex selalu menegaskan dirinya tidak pernah menginginkan takhta. Isu pemberontakan selalu menyertai keluarga Carperia terutama untuk mereka keturunan dengan darah demon murni yang mengalir di tubunya.