"Hanum ... tunggu ..." serunya sambil terhuyung-huyung mencoba berdiri dan mengejar.
Â
Di kamar kutumpahkan tangisan pada guling kesayangan. Apes bener nasibku. Dua kopdar selalu ambyar. Rasa kecewa dan marah membuatku tak berani membuka semua akun sosial media.
Seminggu berlalu. Kuberanikan kembali membuka jejaring sosial itu. Aku harus mencari tahu siapa sebenarnya yang menyamar jadi Najwa.
Apakah dia hacker, atau memang yang dikatakannya itu benar? Nah itu dia! Ada pesan dari Najwa!
"Hanum, tolong maafin aku. Harusnya aku jujur dari dulu. Aku benar-benar Najwa yang kamu kenal. Namaku Rendra. Sebagai admin majalah Najwa, selama ini aku harus berperan sebagai Najwa. Dan aku harus merahasiakan identitasku pada siapapun termasuk kamu. Hanum, aku sayang kamu."
"Kamu jahat! Dasar penipu! Kamu bukan sahabatku. Aku benci kamu!"
Kumatikan komputer. Tangisku kembali pecah. Aku hanya mau Najwa, sahabatku, bukan seorang laki-laki bernama Rendra. Setampan apapun dia, aku tak peduli!
Â
(Tamat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H