Budaya mutu adalah suatu sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pemantapan dan perbaikan mutu terus menerus, yang terdiri dari nilai tradisi, prosedur dan harapan-harapan yang mempromosikan mutu.
      Dalam rangka memahami budaya mutu, pertama-tama orang harus memahami konsep budaya organisasi. Setiap organisasi mempunyai budaya organisasi. Budaya sebuah organisasi adalah manifestasi setiap hari dari nilai dan tradisi yang melandasi organisasi tersebut.Budaya itu menunjukkan bagaimana karyawan dan guru berperilaku saat bekerja, harapan-harapan mereka terhadap sekolah sebagai lembaga dan harapan satu terhadap yang lain, dan apa yang dianggap normal dilihat dari segi bagaimana karyawan atau guru mendekati pekerjaan mereka. Pernakah anda makan di sebuah restoran yang pelayanannya buruk dan karyawannya tidak ramah atau acuh tak acuh ? organisasi tersebut memiliki masalah budaya.menilai pelanggan adalah bukan merupakan bagian dari budaya bagi mereka. Tidak peduli slogan apa atau tipu muslihat apa yang mereka gunakan,perilaku karyawan mereka jelas mengatakan "kami tidak peduli dengan pelanggan."
Sebuah budaya organisasi memiliki unsur-unsur berikut :
lingkungan
Nilai organisasi
Model peran budaya
Tata cara, ritual, dan adat kebasaan organisasional
Penerus budaya
Lingkungan sekolah dimana sebuah organisasi sekolah harus beroperasi adalah penentu penting dari budayanya. Organisasi sekolah yang berorientasi dalam lingkungan masyarakat dengan persaingan ketat yang cepat dan terus menerus berubah mungkin mengembangkan satu budaya yang berorientasi pada perubahan. Organisai sekolah yang berorientasi di pasar yang stabil dimana persaingannya terbatas, mungkin mengembangkan suatu budaya jangan mengguncangkan kapal.
Nilai-nilai organisasi sekolah menggambarkan apa yang oleh organisasi dianggap penting. Kepada nilai-nilai ini sinonim dengan keberhasilan. Konsekwensinya nilai-nilai organisasi sekolah adalah hati dan jiwa dari budayanya.
Model peran budaya adalah karyawan atau guru pada tingkat manapun yang mempersonifikasikan nilai-nilai organisasi. Bila model peran budaya melemah atau mati, model-model tersebut umumnya menjadi legenda dalam organisasi mereka. Sementara kalau tetap aktif, model peran budaya tersebut berfungsi sebagai contoh hidup dari apa yang diinginkan organisasi sekolah menyangkut menjadi apakah karyawan atau gurunya