Bentham membayangkan Panopticon sebagai desain penjara yang memungkinkan pengawasan konstan terhadap narapidana sambil memberikan ilusi bahwa mereka selalu diawasi, meskipun sebenarnya tidak.
Ide sentral di balik Panopticon adalah penataan arsitektur bangunan melingkar dengan menara observasi pusat. Sel-sel ditempatkan di sepanjang lingkar luar bangunan, menghadap ke dalam menuju menara. Menara tersebut dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pengamat untuk melihat ke dalam setiap sel, sementara para tahanan tidak dapat menentukan apakah mereka sedang diamati pada saat tertentu. Asimetri informasi ini menciptakan rasa pengawasan konstan dan ketidakpastian di antara para narapidana.
Bentham percaya bahwa Panopticon akan berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk kontrol dan disiplin sosial, tidak hanya di penjara tetapi juga di institusi lain seperti sekolah, rumah sakit, dan pabrik. Kemungkinan konstan diawasi akan mendorong individu untuk menginternalisasi rasa disiplin dan pengaturan diri, secara efektif mengendalikan perilaku mereka dan menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat
Sementara konsep asli Bentham berfokus pada arsitektur fisik, Panopticon juga telah banyak ditafsirkan sebagai metafora untuk berbagai bentuk pengawasan dan dinamika kekuasaan dalam masyarakat modern. Ini telah dikaitkan dengan pertumbuhan teknologi pengawasan, seperti kamera closed-circuit television (CCTV), dan meningkatnya erosi privasi.
Konsep Panopticon Bentham menyoroti hubungan antara pengawasan, kekuasaan, dan kontrol, memprovokasi diskusi dan perdebatan tentang implikasi pengamatan konstan dan dampaknya terhadap kebebasan individu dan otonomi.
Jeremy Bentham mengembangkan teori Panopticon sebagai solusi atas apa yang dianggapnya sebagai masalah dalam sistem penjara yang ada pada masanya. Dia termotivasi oleh keyakinan bahwa penjara tidak memiliki metode disiplin dan kontrol yang efektif terhadap narapidana, yang menyebabkan tingginya tingkat kejahatan dan residivisme.
Bentham dipengaruhi oleh cita-cita Pencerahan tentang rasionalitas dan utilitarianisme, yang menekankan pengejaran kebahagiaan terbesar bagi banyak orang. Dia percaya bahwa dengan menerapkan desain Panopticon, perilaku narapidana dapat dikontrol dan direformasi secara efisien, yang mengarah ke masyarakat yang lebih tertib dan produktif.
Bentham melihat Panopticon sebagai sarana untuk mencapai suatu bentuk kekuatan "tak terlihat", di mana ancaman pengawasan saja akan mendorong narapidana untuk mengatur perilaku mereka sendiri. Dengan menciptakan lingkungan yang selalu tidak pasti, di mana narapidana tidak pernah bisa memastikan apakah mereka sedang diamati atau tidak, dia percaya bahwa mereka akan menginternalisasi gagasan untuk diawasi dan menyesuaikan perilaku mereka.
Selain itu, Bentham membayangkan Panopticon sebagai desain fleksibel yang dapat diterapkan di luar penjara. Dia melihat aplikasi potensial di berbagai institusi, seperti sekolah, rumah sakit, dan pabrik, di mana pengawasan dan disiplin dianggap perlu untuk ketertiban masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa ide Bentham tentang Panopticon sebagian besar bersifat teoretis dan dia tidak pernah melihat desainnya terwujud sepenuhnya. Namun, konsepnya memicu diskusi yang signifikan dan sejak saat itu telah berpengaruh di bidang-bidang seperti sosiologi, kriminologi, dan studi pengawasan, di mana para sarjana telah meneliti implikasi dari pengamatan konstan dan dinamika kekuasaan yang terkait dengannya.
Konsep dari Panopticon yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham melibatkan beberapa elemen utama:
- Arsitektur Lingkungan: Bentham membayangkan sebuah bangunan berbentuk lingkaran dengan menara pengawasan di tengahnya. Sel-sel atau ruangan individu ditempatkan di sepanjang sirkumferensi bangunan menghadap ke dalam menuju menara. Desain ini memastikan bahwa semua sel dapat dilihat dari menara pengawasan.
- Pengawasan Sentral: Menara pengawasan dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pengamat melihat ke dalam setiap sel. Pengamat berada dalam posisi yang memungkinkannya mengawasi tahanan tanpa terlihat, menciptakan situasi asimetris di mana tahanan tidak dapat dengan pasti mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak.
- Ilusi Pengawasan Konstan: Konsep inti dari Panopticon adalah menciptakan kesan pengawasan konstan dan kepastian bagi para tahanan. Meskipun pengawasan sebenarnya mungkin tidak terjadi sepanjang waktu, kehadiran menara pengawasan menciptakan kekhawatiran dan tekanan psikologis pada tahanan, membuat mereka berperilaku seolah-olah selalu ada seseorang yang mengamati.
- Disiplin dan Pengaturan Diri: Bentham percaya bahwa konsep Panopticon akan menciptakan pengaruh kuat terhadap perilaku individu. Ketidakpastian akan pengawasan akan mendorong tahanan untuk memperoleh kontrol diri dan mematuhi aturan dan norma sosial. Mereka akan internalisasi disiplin dan mengatur perilaku mereka sendiri tanpa perlu pengawasan langsung.