1. Kebutuhan Dharuriyyah, yang adalah kebutuhan dasar untuk menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan, dan harta. Contoh termasuk makanan, ibadah, pendidikan, perkawinan, dan perlindungan harta.
2. Kebutuhan Hajiyah, yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan hidup dan membuatnya lebih nyaman, meskipun tidak wajib. Contohnya adalah barang-barang yang bukan kebutuhan dasar, seperti peralatan perkawinan dan pendidikan tambahan.
3. Kebutuhan Tahsiniyah, yang berkaitan dengan perbaikan tatanan hidup dan perilaku yang baik. Ini melibatkan barang-barang yang menjadikan kehidupan lebih baik tanpa berlebihan, seperti makanan berkualitas, pakaian nyaman, dan peralatan kecantikan.
Pertimbangan seorang muslim dalam berkonsumsi
pertimbangan seorang Muslim dalam berkonsumsi dengan menitikberatkan pada aspek ekonomi dan moral. Beberapa poin kunci yang dibahas meliputi:
1. Terbatasnya kendali manusia terhadap masalah ekonomi masyarakat atau negara karena pemenuhan kebutuhan hidup dipengaruhi oleh kondisi tempat tinggal.
2. Pola konsumsi seorang Muslim ditentukan oleh kebutuhan fisik yang mendasar, bukan sekadar preferensi pribadi. Hal ini membantu menghindari pengaruh pola konsumsi yang tidak diperlukan.
3. Kesadaran bahwa seorang Muslim adalah bagian dari masyarakat yang mengharuskan menghormati sesama, yang pada gilirannya mencegah terjadinya kesenjangan sosial.
Selain itu, seorang Muslim harus mempertimbangkan hal-hal berikut untuk mencapai kepuasan:
1. Memastikan barang yang dikonsumsi halal.
2. Tidak terlibat dalam spekulasi saat memperoleh barang.