“Tunggu disini sebentar.”, katanya sambil tersenyum lebar padaku dan berlari keluar dari ruangan ini.
“Ha ? nde”
Beberapa saat kemudian Luhan oppa datang menggandeng seorang wanita paruh baya. Kemudian aku berdiri dan membungkuk untuk memberi salam.
“Anyyeong haseyo, ajumoni.”, kataku sambil membukkukkan badan dan tersenyum
“Anyyeong haseyo”, jawabnya sambil tersenyum tapi tatapannya kosong dan tak memandang ke arahku.
Kemudian Luhan oppa menggandeng ajumma tersebut duduk. Terlihat ajumma tersebut meraba-raba meja, dan aku rasa ajumma tersebut buta.
“Choneun Park Sewon imnida”, kataku sambil tersenyum.
“Park Sewon-i terimakasih telah datang. Oh iya aku adalah ibu dari Luhan. Apakah Park Sewon-i kekasih Luhan?”
“Eomma~”, kata Luhan oppa.
“Ahahahahahaha, bukan ajumma, saya adalah salah satu teman Luhan oppa, dia dulu adalah sunbae saat saya masih duduk di kelas 1 SMA”, jawabku dengan pipi memerah.
“Sudah sejak lama Luhan tak pernah membawa seorang perempuan datang kemari, bahkan teman laki-lakinya saja jarang. Jadi jika dia membawa seorang datang kemari pasti orang tersebut sangat spesial untuknya.”