“Oppa~ kajja kita mau kemana ?”, tanyaku kepada Luhan oppa.
“Emm aku ingin mendatangi suatu tempat yang selalu aku datangi saat aku bahagia maupun sedang sedih. Tempat itu selalu membuatku tenang. Bagaiman Sewon-i tertarik ?”
“Tentu saja ! Kajja”, jawabku dengan semangat.
------------------------
Tiba-tiba mobil yang kami naiki berhenti di suatu tempat. Tapi tempat itu bukanlah pantai, taman, ataupun taman bermain. Ini adalah halaman rumah yang sangat sejuk dan asri. Tapi entah mengapa kami berhenti di tempat ini, tak jauh dari mobil kami terdapat sebuah rumah bergaya tradisional korea. Aku tiak tau siapa pemilik rumah ini, bahkan aku belum pernah ke tempat ini.
“Kita sudah sampai, kajja..”, ajaknya.
“Ini rumah siapa? Bukankah Luhan oppa tinggal di apartemen, lalu ini rumah siapa ?”, tanyaku sangat bingung.
“Nanti kau akan tau, Sewon-i. Ayo masuk”
Luhan oppapun menggandengku masuk ke dalam rumah itu. Dan tiba-tiba saja jantungku berdegup sangat kencang. Melihat tangan kami yang bergandengan, aku jadi berpikir tentang dia adalah seseorang yang aku sukai sejak kelas 1 SMA, dan saat ini kami bergandengan tangan.Tangannya yang lembut, hangat, penuh dengan kehangatan dan perlindungan.
“Sewon-i ? Sewon-i ?”, panggilnya sambil melabaikan tang di depan mataku.
“Mwo ?”, tanyaku sambil tersenyum lebar yang baru sadar bahwa genggaman tangan kami telah lepas.