"Suka ga?" Tanya Sahlan memastikan.
"Ehmmm..." Laura mengerucutkan bibir sambil memegang-megang salib kalungnya.
"Ih, si adek diem aja nih," Sahlan sedikit kesal.
"Hihi, suka banget bang..." Laura mengedipkan mata. Sahlan senang dan segera membayarkannya kepada si penjual. Kemudian mereka melanjutkan keasikan mereka di karnaval tersebut.
"Kembang gulaaaaa!!!" Jerit Sahlan membuat Laura kebingungan ditambah dia segera ditinggalkan Sahlan berlari jauh untuk mendapati penjual kembang gula. GUBRAAAKKK!!! Laura membiarkan Sahlan berlari-lari bahagia menemui penjual kembang gula tersebut. Laura lebih memilih untuk duduk di bangku yang ada di bawah pohon nan rindang.
Selang beberapa menit kemudia Sahlan telah kembali membawa 2 kembang gula berwarna pink yang bentuknya lumayan besar. Biji mata Laura berputar 180°, tetapi Sahlan dengan pedenya memberikan kembang gula itu pada Laura. Mau tak mau Laura menerimanya.
"Untuk apa coba? Di rumah banyak gula!" Kata Laura. Sahlan menjulurkan lidahnya dan tak menggubris lagi mencomot-comoti kembang gula. Laura pun ikut namun tetap dengan hati bertanya-tanya "Cocokkah? Ih, udah gede juga." Pikirnya.
"Untuk apa?" Omel Laura lagi. Sahlan berhenti mengunyah dan membesarkan dua bola matanya seakan kehilangan sabar kemudian dia menarik nafas dalam dan lanjut ngomong lagi.
"Adek..." Sahlan melambai-lambaikan jari telunjuknya pada Laura. Laura mendekat.
"Apa?" Kata Laura. Wajah mereka hampir berdekatan. Sahlan meninggikan kembang gula hingga hampir menutupi wajah mereka, demikian dengan kembang gula ditangan Laura dinaikan Sahlan hingga menutupi wajah mereka. Dan... CUP!!! Kiss!!! Uhuy, terjadi di antara pink-nya gula-gula. Seketika wajah Laura memerah dan shock berat hampir dia pingsan. Tetapi Sahlan cengengesan dan takut bersalah namun sudah menikmati.
"Ih, kamu..." Laura menutupi bibirnya.