Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Neurosains itu ilmu tentang saraf atau tentang pikiran (?)

25 Januari 2025   10:51 Diperbarui: 25 Januari 2025   12:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; pribadi-instagram

NEUROSAINS,ILMU TENTANG SARAF ATAU TENTANG PIKIRAN ? (1)

Mengapa saya mempersoalkan ini ?

Karena pada dasarnya-essensi serta substansi dari saraf-neuron dengan pikiran itu sudah berbeda.Satu materi dan satu immateri.Cirinya,neuron-saraf sampai ke level terhalus bisa direkam-di citrakan atau dikelola alat medis seperti EEG,fMRI,BCI dll. tapi pikiran,berpikir atau apa yang dipikirkan tidak bisa.

Jadi ketika kita membicarakan keduanya maka harus selalu berpijak pada hakikat atau substansinya tersebut.Jangan sampai ketika kita bicara pikiran hakikatnya sebagai immateri dihilangkan. Maka tentang pikiran ini tak bisa misal total full bisa masuk ranah ilmu saraf bahkan neurosains,Karena keduanya masuk ranah ilmu materi.Dan karena dengan mengetahui seluruh seluk beluk unsur saraf hingga level detail sekalipun bukan berarti akan mengetahui kemana gerak pikiran atau apa yang sedang dipikirkan.Itu dua dimensi berbeda

Ibarat kita bisa mengetahui seluk beluk semua ruas jalan di sebuah kota bukan berarti akan tahu kemana arah tiap kendaraan berjalan karena arah kendaraan dikendali oleh masing masing individu sopir dan bukan dikendali oleh jalan

Atau ibarat kita bisa mengetahui rangkaian circuit alat elektronik semisal alat audio maka bukan berarti kita akan mengetahui apa saja lagu yang akan diputar di audio tsb. karena itu substansinya sudah berbeda

Atau ibarat kita telah mengetahui detail seluruh rangkaian hardware komputer maka bukan berarti kita akan tahu semua apapun yang akan mucul di layar monitor karena apa yang muncul di layar komputer bukan dikendali oleh hardware tapi oleh pengguna komputer yang tujuannya berbeda beda walau memakai komputer bermerk sama

Demikian pula dengan system saraf manusia itu pada dasarnya sama pada semua manusia,tapi beragam pikiran yang berlalu lalang memakai sarana infrastruktur saraf itu berbeda beda motif nya,niatnya,tujuannya dan itu tidak dikendali oleh system saraf tapi oleh niat, hasrat, motivasi tiap individu yang adalah tidak sama

Maka bila ada yang merasa dengan menguasai neurosain ditambah neurologi maka bisa pula menguak rahasia alam pikiran manusia secara keseluruhan itu hanya ilusi ilmiah yang tak berdasar

Maka pikiran pun BUKAN DI KENDALI OLEH SARAF,Saraf materi hanya ibarat ruas ruas jalan sarana bagi pikiran berlalu lintas di dunia sadar biologis.Pikiran memiliki O.S atau operating system tersendiri kalau dalam software yang mana OS tersebut letaknya dalam jiwa-bukan dalam materi neuron.Salah satu OS pengendali pikiran yang kita kenal adalah "akal" dan akal itu bukan sejenis neuron atau berbentuk materi,ia abstrak dan adanya dalam jiwa.Dan neurosains sebagai disiplin yang mempelajari saraf tentu tidak membicarakan akal

Maka perihal saraf masuk ranah ilmu neurologi kemudian belakangan neurosains dan tentang pikiran itu beda lagi ranahnya,ia tak bisa full dimasukkan kedalam wilayah ilmu saraf termasuk neurosains

Ada yang klaim dengan menguasai neurosains seluruh rahasia alam pikiran manusia akan terungkap atau terbukakan dan bahkan agama akan diruntuhkan (!) ..Itu cuma utopia dari kaum yang suka ber ilusi ilmiah,me lebih lebih kan-utopis yang lama kelamaan menjadi pseudo (sains) sekaligus delusi dan dogma di level konsepsi nya

Artinya,betapapun lajunya ilmu ilmu yang menyelidiki materi level mikroskopis- kuantum tapi ingat bahwa jiwa itu bukan materi mikroskopis-ia abstrak dan tak bisa disentuh peralatan sains.Maka materialist ekstrim menganggap roh, jiwa tidak ada,belakangan bahkan akal,hati dianggap bukan entitas,Hanya karena tidak terdeteks alat medis.Tapi mereka tak berani menganggap pikiran,perasaan, kesadaran tidak ada,padahal itupun hal abstrak yang tak bisa dideteks alat sains.

Jadi matetialist pun ketika bicara manusia tak ada yang berani 100 persen materialist, mereka masih menerima konsep "pikiran,perasaan, kesadaran, intuisi,mimpi,kepribadian" dll yang abstrak, tapi mereka tak terima itu unsur immateri karena beranggapan itu semua "produk materi otak" atau dianggap ekpressi materi,Berlawanan dengan dualis-agama wahyu yang menyebut semua itu "produk jiwa" (yang menggunakan sarana fisik untuk eksist di dunia sadar biologis)

Maka tidak memilah keduanya (neuron dan pikiran) pada dua substansi berbeda akan membuat bahasan manusia menjadi absurd.Karena saraf bagian dari infrastruktur fisik otak sedang pikiran bagian dari jiwa Dan dalam kenyataan pun ada ilmu fisik seperti ilmu kedokteran, neurologi,biologi dan ada ilmu jiwa atau ilmu kerohanian dalam agama.Adanya dua bidang ilmu berbeda yang bicara manusia itu menunjukkan kalau manusia terdiri dari dua substansi berbeda,bukan full hanya terdiri dari materi

Yang membuat absurd adalah teori yang berbunyi "pikiran produk mekanisme kerja saraf".Ketika pendukung teori tersebut saya tanya ; Terus apa yang membuat saraf dapat bekerja sehingga melahirkan beragam bentuk pikiran-pemikiran ? Ia sulit untuk menjawabnya

Karena di alam ini yang namanya materi itu tidak bisa bekerja atau bergerak sendiri, Ada sesuatu dibelakangnya yang membuat materi dapat bergerak,Kalau di alam yang membuat materi dapat bergerak itu difahami sebagai "energi"

Nah saraf manusia itu wujud materi maka mustahil ia bisa bergerak atau bekerja sendiri kecuali ada yang menggerakkan dibelakangnya.Apa yang membuat susunan saraf dapat bekerja ? Katakanlah ada rangsangan berupa gelombang elektrik,Tapi gelombang elektrik itu pun tidak akan muncul kecuali ada yang memunculkan atau stimulus awal.

Fungsi gelombang elektrik itu seolah hanya penghantar bukan pencipta beragam pemikiran,filosofi,ideologi dlsb.Ateisme,teisme,kecerdasan,ilmu pengetahuan tak bisa dikatakan produk gelombang elektrik otak tapi merupakan produk pikiran-hasil pemikiran-hasil pergumulan pikiran dalam jiwa

Nah artinya,kalau terus kita telusuri hingga ke causa primanya atau sebab paling awalnya maka akan sampai kepada apa yang namanya hasrat,kehendak, niat, motivasi (hal hal yang sifat nya personal yang ada dalam jiwa).Artinya karena ada sifat personal itulah pikiran bergerak (berpikir) dan itu menimbulkan gelombang elektrik yang menggerakkan susunan saraf,Dan geraknya mekanisme susunan saraf itu membuat kesadaran kita bisa hadir di dunia sadar biologis.

Bayangkan ketika saraf sedang off misal ketika tertidur maka pikiran-memori memperlihatkan diri di dunia mimpi-bukan dalam kesadaran biologis

Nah setelah penjelasan ini anda bisa faham apa fungsi saraf bagi alam pikiran yaitu sebagai sarana berpikir dan bukan produsen seluruh kegiatan berpikir,bukan produsen ateisme,teisme atau ideologi atau filosofi apapun.

Maka orang berlaku kriminil itu bukan salah sarafnya tapi salah pikirannya, awalnya salah niat dan hasratnya,Karena neuron hanya sekedar reseptor serta penghantar bagi pikiran ketika hadir di dunia sadar biologis

Tapi karena materialist tak terima kalau causa primanya dari jiwa maka mereka bikin teori bahwa causa prima nya dari saraf (materi),mereka menganggap materi saraf yang memproduk pikiran,lalu lahir teori "pikiran produk materi otak"

Jadi bila kita runut dari awal maka geraknya pikiran atau "berpikir" itu stimulusnya dimulai dari sifat personal jiwa yang lalu memunculkan efek gelombang elektrik yang berfungsi sebagai vibrator yang membuat neuron bervibrasi,dimana fungsi neuron menghadirkan fenomena berpikir ke dunia sadar (secara) biologis,Artinya fungsi neuron itu sebagai reseptor-penerima dan bukan pencipta pikiran

Karena sebagaimana software dalam komputer itu bergerak berdasar Operating System maka yang namanya pikiran itu memiliki OS nya tersendiri,OS yang ada dalam jiwa dan mengendali alam pikiran adalah konstruksi yang dibentuk oleh gabungan karakter nurani-akal serta nafsu.Apapun yang diperlihatkan oleh pikiran dan perilaku manusia itu selalu memiliki ciri ciri karakter dari unsur unsur jiwa tersebut.Dan masing masing unsur jiwa memiliki karakter tersendiri seperti yang sering saya jelaskan.

........

Seorang rekan debat mengemukakan argument berikut ;

"Apa itu pikiran ? .... Ia abstraksi dari cara kerja otak dalam merespons informasi yang masuk ke otak dan memory yang bekerja mengolah informasi dengan aplikasi terinstal dan keluar produk / respon"

Nah biasanya penjelasan materialist perihal otak dan hubungannya dengan pikiran hanya sampai disana.Ia tak bicara lebih jauh misal soal peran niat,hasrat, kehendak atau fungsi akal budi yang mengendali pikiran.Narasi penjelasannya lebih fokus ke infrastruktur material otak,berbeda dengan penjelasan dualist yang selalu berimbang antara penjelasan yang bersifat fisik dan non fisik

Artinya,pikiran itu bahasannya kompleks .. tak bisa di frame sebatas "cara kerja otak", Narasi penjelasannya tak bisa disandarkan pada penjelasan neurosains tentang otak,Karena neurosains tidak bicara komprehensif tentang seluk beluk pikiran tapi bicara seluk beluk unsur saraf.

Bila pun bicara pikiran maka neurosains sangat membatasi,ketika bicara "cara kerja otak" dan menyinggung soal pikiran atau berpikir maka neurosains tidak masuk lebih ke dalam misal melibatkan banyak hal yang substansinya ada dalam jiwa seperti peran akal,unsur emosi, pertimbangan nurani,niat,hasrat, idealisme,filosofi,keyakinan,kebahagiaan dll yang semua itu bukan bentuk material saraf dan substansinya bukan hasil mekanisme kerja saraf tapi lahir dari hasrat hasrat dan pergumulan jiwa

Jadi simpulan simpulan neurosains soal aspek "pikiran" lebih bersifat simpel-menyederhanakan tapi penjelasan seperti itu tak berlaku untuk pembahasan tentang manusia yang sifatnya menyeluruh misal ketika kita bicara persoalan psikologisnya yang bersifat kompkeks

Padahal bila didalami otak materi (daging) tanpa pikiran tanpa akal tanpa nurani tanpa hasrat hasrat jiwa bisa apa sih ?

Contoh ; Kalau tanpa ada akal bagaimana itu memori yang masuk kedalam otak di olah dengan cara berpikir yang sistematis,tertata,teratur.Kalau tidak ada nafsu bagaimana itu informasi yang tersimpan di otak bisa mengakibatkan perbuatan kriminal misal ?

........

Artikel ke 2

NEUROSAIN ITU ILMU TENTANG SARAF ATAU TENTANG PIKIRAN ?

Ada bukti khususnya yang tercium di forum forum group debat bahwa neurosains sudah dijadikan alat ideologi oleh kelompok tertentu, Kadang dengan gestur bahasa yang provokatif.

Neurosains itu aslinya ilmu tentang system saraf tapi materialist melangkah lebih jauh dengan menjadikan neurosains alat untuk menghantam prinsip dualisme jiwa-raga yang merupakan konsep agama wahyu yang berpandangan jiwa berbeda substansi dan bersifat otonom dari raga.

Dengan memakai frame neurosains mereka berani merumuskan jiwa sebagai "tidak ada".Semua dianggap produk saraf otak, Tapi bagaimana saraf memproduk pikiran-pemikiran-filosofi-keyakinan dlsb. tidak bisa dijelaskan secara terstruktur- komprehensif dengan memakai konstruksi ilmu materi apakah itu ilmu fisika,kimia,biologi,neurologi dlsb atau gabungan dari semua itu

Itu karena proses berpikir atau jalan pikiran manusia itu bukan produk biologis tubuh,bukan proses kimiawi,bukan interaksi antar atom atom atau partikel subatomik tapi suatu yang ruhaniah yang substansi nya berbeda-terpisah dengan mekanisme biologis yang terjadi dalam tubuh

Orang menjadi teis atau ateis atau memilih ideilogi tertentu bukan hasil proses kimiawi yang dapat dijelaskan dengan konstruksi ilmu kimia,Atau peristiwa fisika yang bisa dijelaskan dengan konstruksi ilmu fisika,Atau peristiwa biologis yang dapat dijelaskan oleh ilmu biologi atau kedokteran

Bahkan neurosains hanya bisa bicara seputar ruang lingkup system saraf,Tapi bagaimana seseorang bisa menjadi seorang yang bertobat atau memilih jadi filsuf kontemporer itu sudah diluar ruang lingkup system saraf.Seorang neurolog tak bisa utak atik saraf misal untuk mengubah seorang kriminal-psikopat jadi seorang beragama yang saleh

Maka ketika kita menjelaskan manusia tetep mesti ada pemilahan waktu kita bicara unsur biologisnya dengan ketika kita bicara unsur psikologis nya

Pikiran apa dan yang bagaimana yang berlalu lalang dalam saraf otak manusia itu tidak dapat dideteksi oleh neurosaintis terbaik sekalipun.Itu wilayah pribadi yang tak dapat diteropong dari luar bahkan dengan memakai alat teknologi seperti fMRI sekalipun

Maka ketika neurosains bicara alam pikiran  banyak yang sifatnya teoritis karena jalan pikiran memang bukan suatu yang dapat di empiriskan dan terlalu kompleks untuk dibahas dalam ruang lingkup ilmu saraf.Ibarat kita tahu mekanisme teknologi hardware bukan berarti otomatis kita akan tahu semua data apa yang ada dalam software kecuali dengan membuka software nya tersebut

Ini sama dengan bahwasanya sains itu ilmu dunia fisik-materi dan membatasi definisi nya sebatas itu,Tapi orang yang mungkin punya kepentingan ideologis melangkahi sains dan membentuk prinsip sainstism dengan menganggap sains sebagai satu satunya alat dan acuan kebenaran

Mereka punya utopia ingin membongkar rahasia jiwa melalui pengamatan atas infrastruktur otak,Tapi itu lebih mirip ilusi yang lama lama dapat mengerucut menjadi dogma.Dogma seolah "neurosains dapat membongkar rahasia alam pikiran".Ibarat mau membongkar rahasia samudera tapi dengan mengamati hanya dari permukaan laut

Mengapa seperti utopia,Karena jalan pikiran manusia,bawah sadar manusia,hasrat hasrat dan kehendak manusia,intuisi yang mengendalikan seseorang mana bisa diketahui hanya dengan cara mengamati system saraf di permukaan ?

*Ryu hasan adalah sosok yang mencoba membawa neurosains melangkah terlalu jauh dengan berupaya "mengacak acak" isi pikiran manusia tapi sifatnya tentu saja teoritis,Karena bicara  tentang pikiran itu tentu bukan suatu yang bisa di buktikan langsung secara empiris.Maka bicara pikiran itu tak bisa selalu mengatas namakan "saintifik"

..............

Artikel ke 3-Tambahan


Seorang rekan debat berkomentar ;

"Harus di akui bapak punya argumen yang lebih mendasar. Okay jadi ketika kita berpikir menyebabkan reaksi-reaksi kimia dalam otak. Begitu maksud nya ? Bukan otak yang menentukan kita akan berpikir kemana ? Begitukah ?"

.......

Nah anda sudah membuat pertanyaan yang membuat kita bisa berangkat dari dasar nya sekali

Narasi narasi Ryu hasan itu ingin melenyapkan peran aspek non materi dan ingin menjelaskan manusia seolah makhluk material yang bisa dijelaskan full secara material

Nah penjelasan saya ingin menempatkan penjelasan tentang manusia kembali pada track yang alami nya sebagai makhluk dualis-jiwa raga sebagai counter atas penjelasan materialist yang saat ini seolah  tengah viral dengan kehadiran dr.Ryu hasan

Maka di awal saya ingin memilah penjelasan tentang materi otak di satu sisi dan pikiran-jiwa di sisi lain,sebagai dua bahasan yang terpisah yang harus dijelaskan oleh dua disiplin ilmu yang berbeda

Dengan kata lain SELURUH penjelasan tentang otak,neuron,hormon,unsur kimia ujungnya harus ditarik ke substansi nya sebagai tak lebih dari unsur materi.Jangan merubahkanya srolah sebagai "produsen pikiran" lalu melenyapkan peran jiwa yang otonom.Observasi saintifik apa yang telah bisa membuktikan secara empiris bahwa pikiran adalah produk otak materi ? Atau produk unsur kimiawi dan berpikir disimpulkan konfigurasi mekanisme gerak unsur partikel elementer ?

Sedang lebih lebih lagi bila kita bicara pikiran maka kita harus pula tarik ke substansi awalnya sebagai immateri,Kemudian ditelusuri darimana ia berawal,apa saja yang mempengaruhinya,apa yang mengendalikannya.

Jadi bahasan tentang pikiran itu jauh lebih kompleks dan ternyata tak bisa dijelaskan hanya dengan menjelaskan aspek fisik otaknya.Tak bisa menjelaskan aspek pikiran secara komprehensif memakai kerangka neurosains kecuali hanya akan melahirkan penjelasan penjelasan teoritis yang semu

Maka menggali pikiran mesti dengan ilmu tersendiri yang lain-yang berbeda dengan ilmu saraf termasuk neurosains yang berangkat dari penelitian atas saraf-bukan dari penelitian atas pikiran

..........

Pertanyaan dan pernyataan lain dari seorang rekan debat ;

"Pikiran itu hasil dari fungsi syaraf berpikir seperti fungsi saraf melihat mendengar dst. Ada saraf motorik sensorik dll. Kalau semua saraf sehat semua lancar tapi kalau syaraf terganggu maka terjadi masalah misal saraf pendengaran putus jadi tak bisa dengar kan ? Demikian pula saraf otak terganggu menjadi tidak bisa mikir bukan?"

Jawaban ;

Saraf terganggu dan pikiran terganggu bukan lantas harus berarti bahwa pikiran produk saraf dan dikendali oleh saraf bukan ?

Kalau semua diatur oleh saraf lalu apa fungsi akal,nurani,nafsu yang semua itu paling memiliki pengaruh sentral dalam mengendali pikiran serta perilaku manusia

Orang memperkosa itu dorongan nafsu atau neuron ?
Orang berempati itu dorongan saraf atau nurani

Jalan raya kena longsor lalu rusak dan mobil tak bisa lewat,apa itu bukti bahwa jalan yang mengendali kendaraan ?  Ya tidak,fungsi jalan tetep hanya sebagai sarana,cuma karena sedang rusak maka kendaraan tak bisa lewat

Saraf terganggu dan pikiran ikuf terganggu apa itu bukti saraf pengendali pikiran ? Ya tidak saraf tetep fungsinya hanya sebagai sarana

Maka orang berbuat kriminal maka dokter tidak akan menyalahkan sarafnya.Atau kalau dalam agama; orang berbuat amal kebajikan maka Tuhan menilai isi hatinya,motifnya dan bukan beranggapan semua berasal dari unsur saraf

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun