Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Neurosains itu ilmu tentang saraf atau tentang pikiran (?)

25 Januari 2025   10:51 Diperbarui: 25 Januari 2025   12:05 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; pribadi-instagram

Maka perihal saraf masuk ranah ilmu neurologi kemudian belakangan neurosains dan tentang pikiran itu beda lagi ranahnya,ia tak bisa full dimasukkan kedalam wilayah ilmu saraf termasuk neurosains

Ada yang klaim dengan menguasai neurosains seluruh rahasia alam pikiran manusia akan terungkap atau terbukakan dan bahkan agama akan diruntuhkan (!) ..Itu cuma utopia dari kaum yang suka ber ilusi ilmiah,me lebih lebih kan-utopis yang lama kelamaan menjadi pseudo (sains) sekaligus delusi dan dogma di level konsepsi nya

Artinya,betapapun lajunya ilmu ilmu yang menyelidiki materi level mikroskopis- kuantum tapi ingat bahwa jiwa itu bukan materi mikroskopis-ia abstrak dan tak bisa disentuh peralatan sains.Maka materialist ekstrim menganggap roh, jiwa tidak ada,belakangan bahkan akal,hati dianggap bukan entitas,Hanya karena tidak terdeteks alat medis.Tapi mereka tak berani menganggap pikiran,perasaan, kesadaran tidak ada,padahal itupun hal abstrak yang tak bisa dideteks alat sains.

Jadi matetialist pun ketika bicara manusia tak ada yang berani 100 persen materialist, mereka masih menerima konsep "pikiran,perasaan, kesadaran, intuisi,mimpi,kepribadian" dll yang abstrak, tapi mereka tak terima itu unsur immateri karena beranggapan itu semua "produk materi otak" atau dianggap ekpressi materi,Berlawanan dengan dualis-agama wahyu yang menyebut semua itu "produk jiwa" (yang menggunakan sarana fisik untuk eksist di dunia sadar biologis)

Maka tidak memilah keduanya (neuron dan pikiran) pada dua substansi berbeda akan membuat bahasan manusia menjadi absurd.Karena saraf bagian dari infrastruktur fisik otak sedang pikiran bagian dari jiwa Dan dalam kenyataan pun ada ilmu fisik seperti ilmu kedokteran, neurologi,biologi dan ada ilmu jiwa atau ilmu kerohanian dalam agama.Adanya dua bidang ilmu berbeda yang bicara manusia itu menunjukkan kalau manusia terdiri dari dua substansi berbeda,bukan full hanya terdiri dari materi

Yang membuat absurd adalah teori yang berbunyi "pikiran produk mekanisme kerja saraf".Ketika pendukung teori tersebut saya tanya ; Terus apa yang membuat saraf dapat bekerja sehingga melahirkan beragam bentuk pikiran-pemikiran ? Ia sulit untuk menjawabnya

Karena di alam ini yang namanya materi itu tidak bisa bekerja atau bergerak sendiri, Ada sesuatu dibelakangnya yang membuat materi dapat bergerak,Kalau di alam yang membuat materi dapat bergerak itu difahami sebagai "energi"

Nah saraf manusia itu wujud materi maka mustahil ia bisa bergerak atau bekerja sendiri kecuali ada yang menggerakkan dibelakangnya.Apa yang membuat susunan saraf dapat bekerja ? Katakanlah ada rangsangan berupa gelombang elektrik,Tapi gelombang elektrik itu pun tidak akan muncul kecuali ada yang memunculkan atau stimulus awal.

Fungsi gelombang elektrik itu seolah hanya penghantar bukan pencipta beragam pemikiran,filosofi,ideologi dlsb.Ateisme,teisme,kecerdasan,ilmu pengetahuan tak bisa dikatakan produk gelombang elektrik otak tapi merupakan produk pikiran-hasil pemikiran-hasil pergumulan pikiran dalam jiwa

Nah artinya,kalau terus kita telusuri hingga ke causa primanya atau sebab paling awalnya maka akan sampai kepada apa yang namanya hasrat,kehendak, niat, motivasi (hal hal yang sifat nya personal yang ada dalam jiwa).Artinya karena ada sifat personal itulah pikiran bergerak (berpikir) dan itu menimbulkan gelombang elektrik yang menggerakkan susunan saraf,Dan geraknya mekanisme susunan saraf itu membuat kesadaran kita bisa hadir di dunia sadar biologis.

Bayangkan ketika saraf sedang off misal ketika tertidur maka pikiran-memori memperlihatkan diri di dunia mimpi-bukan dalam kesadaran biologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun