"Harus di akui bapak punya argumen yang lebih mendasar. Okay jadi ketika kita berpikir menyebabkan reaksi-reaksi kimia dalam otak. Begitu maksud nya ? Bukan otak yang menentukan kita akan berpikir kemana ? Begitukah ?"
.......
Nah anda sudah membuat pertanyaan yang membuat kita bisa berangkat dari dasar nya sekali
Narasi narasi Ryu hasan itu ingin melenyapkan peran aspek non materi dan ingin menjelaskan manusia seolah makhluk material yang bisa dijelaskan full secara material
Nah penjelasan saya ingin menempatkan penjelasan tentang manusia kembali pada track yang alami nya sebagai makhluk dualis-jiwa raga sebagai counter atas penjelasan materialist yang saat ini seolah  tengah viral dengan kehadiran dr.Ryu hasan
Maka di awal saya ingin memilah penjelasan tentang materi otak di satu sisi dan pikiran-jiwa di sisi lain,sebagai dua bahasan yang terpisah yang harus dijelaskan oleh dua disiplin ilmu yang berbeda
Dengan kata lain SELURUH penjelasan tentang otak,neuron,hormon,unsur kimia ujungnya harus ditarik ke substansi nya sebagai tak lebih dari unsur materi.Jangan merubahkanya srolah sebagai "produsen pikiran" lalu melenyapkan peran jiwa yang otonom.Observasi saintifik apa yang telah bisa membuktikan secara empiris bahwa pikiran adalah produk otak materi ? Atau produk unsur kimiawi dan berpikir disimpulkan konfigurasi mekanisme gerak unsur partikel elementer ?
Sedang lebih lebih lagi bila kita bicara pikiran maka kita harus pula tarik ke substansi awalnya sebagai immateri,Kemudian ditelusuri darimana ia berawal,apa saja yang mempengaruhinya,apa yang mengendalikannya.
Jadi bahasan tentang pikiran itu jauh lebih kompleks dan ternyata tak bisa dijelaskan hanya dengan menjelaskan aspek fisik otaknya.Tak bisa menjelaskan aspek pikiran secara komprehensif memakai kerangka neurosains kecuali hanya akan melahirkan penjelasan penjelasan teoritis yang semu
Maka menggali pikiran mesti dengan ilmu tersendiri yang lain-yang berbeda dengan ilmu saraf termasuk neurosains yang berangkat dari penelitian atas saraf-bukan dari penelitian atas pikiran
..........