Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sains bicara psikologi,berpotensi pseudosains ?

7 Januari 2025   22:01 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh saja ber teori "semua kerjaan material daging otak" ... Tapi ingat dalam soal MERASA maka bagian tubuh lain pun punya fungsi tersendiri,Dan ini berdasar kenyataan-bukan teori !

Dalam kenyataan orang di seluruh dunia merasakan adanya sensasi rasa-perasaan di wilayah jantung-hati atau wilayah dada,Maka itu istilah "perasaan hati" ada dalam kamus.Bahkan kalau berhubungan intim yang merasakan kelezatan bukan cuma bagian otak tapi juga bagian kelamin.Kalau kaki kepentok orang tidak pegang kepala tapi pegang kaki.Jadi penjelasan tentang otak pun mesti dipadu dengan peran dari semua organ tubuh lain

Soal pusat informasi memori dapat diterima kalau itu memusat di bagian otak tapi bagian tubuh lain pun jangan dilupakan fungsinya tersendiri semisal dalam fungsi merasa,hanya bagian tertentu dari tubuh seperti rambut atau kuku yang tidak memiliki fungsi merasa
...........
Artikel ke 3

PIKIRAN PENGENDALI RAGA

Bila orang orang di segala zaman memandang jiwa dan raga sebagai dua substansi terpisah yang lalu membentuk kesatuan bernama "diri manusia" maka itu bukan tanpa alasan atau argumentasi ilmiah atau dasar kenyataan yang dialami bahkan oleh semua individu

Apakah yang mengendalikan diri manusia itu pikiran atau mekanisme biologis nya ? Secara intuitif orang paling bodoh pun akan bisa menjawabnya karena mereka punya kesadaran pernah mengendalikan apa yang pernah dirasakan oleh raga nya

Contoh ; raga pernah merasa sangat lapar tapi karena ingin puasa atau berpikir mencuri untuk makan adalah hal yang salah maka pikiran bisa mengendalikan rasa lapar tersebut,Dan pengendalian atas lapar itu tentu bukan kehendak biologis perut tapi kehendak ruhani yang substansinya sudah beda dengan urusan perut

Atau,tubuh pernah merasakan birahi yang sangat kuat tapi karena ada iman dalam pikiran maka pikiran dapat mengendalikannya untuk tidak melampiaskan secara salah.Pengendalian birahi ini bukanlah kehendak hormon yang memantik birahi tapi kehendak jiwa yang memiliki idealisme atau iman atau karena pertimbangan akal budi

Atau ketika tubuh kita begitu lemah dan rapuh oleh penyakit maka pikiran kita masih dapat memiliki mental yang kuat untuk terus move on,tetap semangat menjalani kehidupan,walau yang jiwa nya rapuh dilindas oleh rasa putus asa.Ini menunjukkan aktifitas pikiran yang substansinya bisa berbeda dengan biologis tubuh

Artinya, jiwa yang kuat dan mental yang rapuh tentu saja itu bentukan rohani-bukan dibentuk oleh atom atom-bukan dibentuk oleh hormon-bukan dibentuk oleh nutrisi-bukan dibentuk oleh khasiat obat obat apotik

Warning-bahan renungan ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun