Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sains bicara psikologi,berpotensi pseudosains ?

7 Januari 2025   22:01 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah filsafat dan agama pseudosains ?

Ingat bahwa label pseudosains itu hanya dapat disematkan pada penjelasan yang klaim berdasar sains tapi penjelasannya tidak sesuai struktur penjelasan saintifik yang formal.Karena filsafat dan agama tidak klaim berdasar sains dan dasar penjelasannya tidak memakai metode sains maka tentu tak bisa dilabeli pseudosains

Apakah ilmu psikologi pseudosains ?

Andai-kalau-bila full selalu mengatasnamakan sains tapi penjelasannya tidak saintifik maka rentan jatuh pada pseudosains,Tapi andai-bila tidak klaim berdasar sains maka akan bebas dari tuduhan pseudosains

Bukan saja ketika bicara psikologi,tapi hal ideologis pun rentan beraroma pseudosains.Contoh ; Bila klaim Tuhan,roh,malaikat,alam akhirat "tidak ada" tapi selalu memakai cover sains atau mengatas namakan sains tapi kita tahu sains tidak punya alat untuk observasi untuk menentukan semua itu ada atau tidak ada maka patut di curigai beraroma pseudosains.TAPI bila dasarnya hanya sekedar kepercayaan dan tidak mengatasnamakan sains maka tak perlu dicurigai pseudosains

Bagaimana ketika para saintis terobsesi ikut bicara hal hal mistis seperti bicara soal paranormal,fenomena kerasukan, sihir,hal klenik ? Ya itupun perlu diamati apakah penjelasannya empiris-terukur atau hanya hipotesa hipotesa teoritis yang lebih bersifat spekulatif

Jadi dengan adanya kategori istilah "pseudosains" ini mustinya orang hati hati jangan sedikit sedikit klaim berdasar sains tapi model-karakter-cara-metode penjelasannya jauh atau sudah keluar dari saintifik
.......

Artikel ke 2

APAKAH MANUSIA FULL BISA JADI OBYEK SAINS (DISIPLIN ILMU FISIKA- MATERI)

Materialist ilmiah via neurosains berupaya memusatkan penjelasan manusia pada otak sebagai obyek material yang dianggap dapat diamati secara sains. Masalahnya adalah ; Apakah dengan observasi terhadap infrastruktur material otak lantas bisa menjelaskan manusia secara saintifik ? Apakah dengan mengamati material otak lantas rahasia alam pikiran manusia dapat diamati secara empiris dan dijelaskan secara empiris pula dengan memakai metode saintifik ?

Itu pertanyaan yang mesti ada di benak para ilmuwan di abad ini ketika materialisme ilmiah makin merangsek bicara jiwa manusia,Dan menganggap rahasia jiwa bisa dijelaskan secara ilmu dan metode material,Bahkan dianggap dapat menggantikan penjelasan klasik yang dibuat oleh psikologi serta agama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun