Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendalami Substansi Perdebatan MN dengan GG

20 Oktober 2024   21:29 Diperbarui: 20 Oktober 2024   21:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi dengan akal itulah manusia akan dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,yang baik dan buruk maka itu manusia kelak diadili.Termasuk ketika tidak mau mengimani keberadaan Tuhan padahal dengan akalnya manusia diberi potensi untuk memahami persoalan ketuhanan pada level yang sesuai dengan fitrah akal tentunya.Tuhan tidak akan menuntut manusia hal yang akalnya sulit memahami

BAGAIMANA MEMAHAMI TUHAN DENGAN RASIO ? 

Sebenarnya,untuk menunjukkan contohnya (bahwa akal bisa memahami soal ketuhanan-sesuai level akal) itu ada banyak bahkan di berbagai zaman.Dalam kitab suci ada gambaran nabi Ibrahim yang dengan logika akalnya terbimbing memahami keberadaan Tuhan.Itu di zaman dulu ketika peradaban ilmu masih sederhana.Di zaman ini ketika peradaban ilmu jauh lebih canggih wajar bila argument ketuhanan jauh lebih canggih

Buktinya adalah dunia filsafat,Dari dunia filsafat lahir orang orang yang dengan akalnya bisa mengelaborasi persoalan ketuhanan dengan argument lebih smart semisal Aristoteles,Thomas aquinas dan para teolog lain,belum lagi para filosof dari kalangan muslim.

Lahirnya disiplin ilmu teologi yang didalamnya menghimpun beragam argument ketuhanan adalah bukti bahwa akal manusia sampai level tertentu bisa memahami keberadaan Tuhan (secara akali)

Mereka bisa melogikakan atau merekonstruksi persoalan ketuhanan dengan  beragam argument logika tapi tentu tidak sampai kepada menunjuk SIAPA TUHAN ITU karena untuk menunjuk siapa Tuhan itu perlu eksistensi dari Tuhan sendiri melalui utusanNya. Argument teologis yang dibangun dalam filsafat bukan untuk menunjukkan "siapa Tuhan" tapi untuk menunjukkan bahwa akal manusia bila dipakai sebenarnya akan bisa mengelaborasi persoalan ketuhanan secara ilmiah dalam arti menurut cara berpikir yang tertata-terstruktur-sistenatis-konstruktif

Bagaimana dengan orang yang sulit memahami Tuhan walau ia telah diberi akal ?

Bisa jadi karena sebelumnya ia telah terkontaminasi oleh filosofi-cara pandang tertentu misal materialisme yang menganggap yang ada hanya substansi materi dan Tuhan yang substansinya bukan materi tak diakui.Dengan memegang teguh filosofi materialism otomatis akalnya juga terhijab atau terhalang untuk bisa mengelaborasi persoalan yang sudah diluar substansi materi seperti masalah ketuhanan

Jadi bila anda ingin pure menggunakan akal secara murni-pure reason tanpa dihalangi atau dijegal prinsip materialism- empirism,positivism maka syaratnya ;

1.Fahami bahwa realitas itu terdiri dari dua dimensi ; dimensi fisik-materi yang bisa dialami indera dan non fisik yang tidak bisa ditangkap atau dialami indera

2.fahami fungsi semua alat berpikir yg ada dlm diri manusia.Dunia indera untuk menangkap realitas fisik-materi dan akal untuk memahami hal yang sudah berada diluar pengalaman indera
......................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun