Seorang yang berkarakter materialist mengandalkan alat teknologi untuk menentukan apakah sesuatu itu ADA atau TIDAK ADA
Demikian pula hal hal yang menyangkut manusia,menurutnya apa yang ada dalam diri manusia yang tidak bisa dideteksi alat itu mesti dipertanyakan keberadaannya atau tidak ada alasan untuk menyebutnya sebagai Ada
Menurutnya ruh tidak ada karena tidak bisa dideteksi alat
Lalu saya tanya ;
Apakah akal dan pikiran menjadi tidak ada karena tak ada alat teknologi yang bisa menangkap atau mendeteksi keberadaannya ?
Apakah cinta,kasih sayang,kebahagiaan, ketulusan dlsb menjadi harus dianggap tidak ada hanya karena tak ada alat teknologi yang bisa menangkap atau mendeteksi keberadaannya ?
Padahal cara untuk menangkap keberadaan sesuatu dalam jiwa manusia itu bukan dengan alat teknologi yang bersifat material tapi dengan potensi KESADARAN yang terdapat dalam jiwa kita sendiri
Dengan potensi kesadaran kita dapat menangkap bahwa cinta kasih sayang ketulusan maupun ketidak tulusan itu ADA
Di dunia kuantum apa sih materi terkecil yang masih bisa dideteksi alat pergerakannya ? Nah coba gunakan misal mikroskop elektron untuk menangkap APA-BAGAIMANA ISI JIWA MANUSIA, bagaimana misal gerak pikiran yang terjadi didalamnya,bisa tidak ?
...........
Menurut saya keberadaan sesuatu dalam diri kita itu bukan selalu mesti dideteksi oleh alat teknologi.Okelah kalau kita berurusan dengan hal yang sifatnya fisik-jasmaniah semisal kita berurusan dengan rumah sakit.Dokter meminta kita cek darah,cek jantung,cek asam urat dlsb.Manusia gunakan alat untuk cek keberadaan penyakit
Tapi bila saya ingin tahu berapa dalam kadar cinta isteri saya maka apa saya harus membawanya ke laboratorium untuk cek isi jiwa ?