Mohon tunggu...
Uci Milasari
Uci Milasari Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Tokoh Utama dalam Novel Cinta untuk Perempuan dengan Bulir-Bulir Cahaya Wudhu di Wajahnya Karya Sayfullan

21 November 2021   16:07 Diperbarui: 21 November 2021   17:43 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ali yang sedang sibuk mempersiapkan keperluannya belajar itu membalas senyum kusir yang sudah berbaik hati menampungnya. Semua kitab dan buku-bukunya sudah rapi terjepit di map besar untuk dijinjing. Pagi itu, dengan sandal using, kemeja panjang, dan celana yang berbentuk terompet di bagian bawahnya, Ali telihat siap. Satu-satunya baju terbaik yang Ali punya dan satu-satunya baju sekolahnya, membungkus rapi tubuh cekingnya. Map tempat semua kitab materi sekolahnya diapit di antara kiri dan perutnya. Pendidikan guru agama yang harus ia temput selama empat tahun ini seperti menjadi kehidupan baru untuknya. Demi mewujudkan cita-cintanya." (CUPDBBCWDW:130)

Kutipan di atas menunjukkan Superego dari Ali, yaitu persiapan dirinya menempuh pendidikan lebih lanjut untuk menjadi guru agama supaya syarat yang diajukan Avivah dapat ia penuhi. Hal ini ia lakukan demi kekasihnya. 

Data 07 :

"Tapi beliau yang telah merawatmu, Ali," mohon Avivah saat malam takbir dengan wajah yang sedih. "Pulanglah, memohon maaf."

Ali tak kuasa memejamkan mata. Suara takbir dari mushala meresap dalam darahnya, hingga ia tak kuasa menahan haru juga rindu. "Tapi, aku sudah diusirnya, Fah!"

"Aku akan menemanimu

"Tidak usah. Kita kunjungi saja saudara-saudara kita di sini," potong Ali sambal berajak dari depa rumah Karyo, ikut bergabung dengan pasukan takbir mushala yang mulai berjalan panjang." (CUPDBBCWDW:147)

Kutipan di atas adalah gambaran Superego dari Ali, yaitu ketidakinginannya untuk menjenguk Den Baguse pada malam itu meski sesungguhnya hatinya dirundung rindu. Pengusirannya setahun lalu membuatnya yakin bahwa tidak mengunjungi rumahnya adalah tindakan benar. 

Data 08 :

"Aku ikut kau sekarang. Aku berusaha menjadi relawan BKR!" putusan Ali tegas dan lantang. Mana mungkin ia bisa berdiam diri di rumah, sedangkan banyak saudara dan pemuda-pemuda Semarang saling bahu membahu menentang penjajah yang tak lagi mampu berdamai menjadi solusi satu-satunya untuk mengusir dan mengambil senjata Jepang. Ali pasti tau itu. Dan keputusannya ini sudah menjadi tekad bulatnya untuk ikut membantu memerdekakan Semarang yang seharusnya telah merdeka dua bulan lalu." (CUPDBBCWDW:181)

Kutipan di atas menunjukkan Superego dari Ali, yaitu tekad untuk dapat membantu kemerdekaan Semarang, ia tidak ingin menjadi pemuda yang berdiam diri sedangkan saudara-saudaranya bahu membahu menentang penjajah yang enggan pergi dari tanahnya itu. Ali yakin bahwa ini benar, dan baik bagi banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun