Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jawaban Sebuah Penantian

5 September 2016   17:11 Diperbarui: 1 April 2017   08:57 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Akadnya dua minggu lagi. Segalanya sudah dipesan. Sudah rapi. Kuharap kau mau mengikhlaskannya, nak?” Sekarang Abah menepuk pundakku.

Tapi yang ada di pikiranku cuma satu. Hasna tak mungkin mengkhianatiku. Maka kupanggil dia dengan panggilan sayang yang biasa, “Na…”

Namun panggilanku hanya dibalas desau angin yang semakin sendu. Hasna tak menjawab. Dan itu hanya berarti akhir. Akhir dari semua penantian dan kerja kerasku selama ini.

Aku menyerah.

***

Petak-petak flamboyan di taman itu masih mengedip ramah padaku. Mulai dari yang orange, putih, hingga merah kelabu. Aku jadi sering mengunjunginya belakangan ini. Terutama sejak peristiwa dua hari lalu. Kau tahu bagaimana tepatnya, aku enggan menyebutnya.

Dulu aku pernah mengatakan bahwa flamboyan dan dia mempunyai satu persamaan. Ya, mereka sama-sama memukauku. Aku tak menyanggah itu. Tapi kini aku menemukan satu perbedaan antara dia dan flamboyan, yaitu jika dia bisa mengkhianatiku, flamboyan tak mungkin bisa begitu. Flamboyan tak mungkin mengkhianatiku.

Kebiasaanku masih sama, sebelum kembali ke rumah, aku akan memetik salah satu flamboyan yang sedang mekar itu. Namun kini aku tak menyelipkan bunga itu ke telinganya. Melainkan kubebaskan ia untuk terbang—supaya ia bisa memilih sendiri telinga yang kan jadi tempat tinggal.

***

5September2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun