Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selembar Uang Merah untuk Thalia

22 Agustus 2016   12:49 Diperbarui: 22 Agustus 2016   13:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: penjual tisu. Sumber gambar: Foto.tempo.co

Thalia memutuskan menghampiri anak laki-laki tersebut untuk menenangkannya. “Dek kamu kenapa?”

Anak laki-laki itu tetap saja menangis dan tak menggubris kehadiran Thalia.

“Ibumu kemana? Kamu kesini sama siapa?” tanya Thalia lagi.

Kali ini tangis anak laki-laki itu mereda. “Ibu mana… ibu…,” raungnya lalu kembali menangis kencang.

Thalia kemudian mengerti, ia menolehkan kepalanya, menyipitkan mata untuk mencari sosok seorang ibu yang mungkin sedang mencari anaknya.

“Kamu sebaiknya tunggu di warung itu dulu,” Thalia menunjuk warung tempatnya tadi membeli minuman, sambil menarik tangan anak laki-laki itu yang ternyata lebih kecil dari genggamannya.

“Aku bakal cariin ibu kamu. Tapi kamu jangan kemana-mana ya. Tunggu di warung itu,” sahut Thalia. Kemudian anak laki-laki itu mengangguk patuh.

“Aku haus kak,” rengek anak laki-laki itu sebelum Thalia pergi.

Thalia tiba-tiba menyadari bahwa sebelah tangannya masih memegang aqua gelas yang belum sempat dicecapnya. Akhirnya dengan berat hati ia memberi aqua gelas itu kepada anak laki-laki tadi.

“Tapi ini kan punya kakak,” tolak anak laki-laki itu sementara matanya berkilat haus kea rah aqua gelas di tangan Thalia.

“Oh, kakak udah nggak haus,” balas Thalia seraya menaruh aqua gelas itu di tangan si anak laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun