Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Hidup

15 Juli 2016   10:19 Diperbarui: 15 Juli 2016   10:26 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau itu sebuah senyuman.

Walau itu sebuah kepalsuan.

Tetapi kadang, tersenyum palsu lebih baik dari pada menunjukan bahwa aku ringkih.

Bahwa aku rapuh.

Tiba-tiba kata ‘seandainya’ menjadi harapan dalam keterpurukan.

Seandainya.. aku memiliki hidup yang sempurna.

Seandainya.. aku memiliki senyum yang tulus bahagia.

Seandainya..

Seandainya..

Tanpa sadar kalau kata ‘seandainya’ membuatku mati perlahan.

Mungkin ada saatnya aku lelah untuk tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun