Penutup. Saya menyukai Gelas Kaca karena ia tidak memberi porsi yang besar bagi sentimentalisme yang mengharu biru kepada para korban yang berkoalisi di posisi Laras. Deretan para perempuan modern dengan naluri politik yang dangkal.
Sebaliknya, Gelas Kaca adalah biografi seorang Gita, yang dilecehkan bertahun-tahun lama oleh kekuasaan laki-laki. Dalam arus balik perlawanannya, ia menjadikan Raka sebagai perkakas politik yang sempurna. Lelaki dengan seburuk-buruknya korban.
Aura Kasih, kamu keren.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!