Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Bapak Saat Studi Magister

20 Januari 2024   19:09 Diperbarui: 20 Januari 2024   20:48 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehendak membuat yayasan yang melayani pendidikan dibicarakan dengan semua anaknya. 

Saya sontak tersadarkan, dan malu sendiri. Sesudah puluhan tahun mengabdikan diri sebagai guru di Papua, Bapak tidak benar-benar ingin beristirahat di kampung halamannya. 

Pensiun hanyalah pembatasan dari negara, bukan nasib yang dijemput dengan berserah diri. 

Bapak jelas bukan golongan yang seperti itu. Bapak masih ingin melakukan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.  

Mengutip terminologi anak-anak senja, jiwa yang semacam ini adalah kehendak yang terus berjuang menemukan versi terbaik dari dirinya.

Bagi Bapak, studi magister hanyalah fasilitas untuk mendukung dalam mengerjakan cita-cita yang belum tercapai. Sebab itu, bukanlah gelar-formalitas sebagai perkara utama--orang bisa membayar untuk ini. 

Tapi fokuslah pada keilmuan yang menguatkan kapasitas diri dan kesungguhan melayani.

Motivasi berpedidikan yang meletakan diri dalam semesta pengabdian pada masyarakat jelas bukan khas Bapak saya. Motivasi pengabdian yang seperti ini bahkan masih berakar dalam kebudayaan masyarakat. 

Dalam falsafah itu, manusia bukan saja terikat pada lingkungan dari mana berasal. Manusia dituntut untuk memberi makna terhadap kehidupan, menjadikan sesamanya sebagai manusia bermartabat.  

Sam Ratulangi mengeksplisitkan spirit ini dengan kalimat Si Tou Timou Tumou Tou. 

Berpengetahuan adalah salah satu fasilitas untuk bermakna bagi sesama dan memiliki gelar S2 atau S3 tidak lantas membuatnya menjadi sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun