Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Bapak Saat Studi Magister

20 Januari 2024   19:09 Diperbarui: 20 Januari 2024   20:48 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Untuk Buncis, yang hari ini pergi belajar ke Perancis-

Sebagai anak sulung seorang veteran rendahan dan pedagang pasar, Bapak menjalani hidup dengan kesulitan ekonomi yang khas orang kecil. 

Hidup yang seperti ini melatih Bapak agar terbiasa ngirit, bekerja keras, dan tidak banyak berbicara. Selain itu, jangan pernah kehilangan cita-cita, terutama meraih pendidikan setinggi mungkin. 

Hingga pada suatu waktu, sesudah melewatkan masa kecil, remaja, dan lulus Sekolah Menengah Atas, Bapak berjuang melanjutkan ke IKIP Yogyakarta. Bapak cerita kalau dirinya diterima, tetapi kemiskinan masih menjadi penghambat. 

"Mbah Kakung tak memiliki cukup uang." Bapak kecewa tapi menolak patah arang. 

Dengan segera, Bapak memilih melanjutkan pendidikan ke Sekolah Guru dan lulus. Tak lama kemudian, ketika datang tawaran negara Orde Baru untuk mengajar ke Tanah Papua, Bapak tidak menunggu lama. 

Ini terjadi di sekitaran tahun 1980-an. Bapak lantas ditugaskan ke Serui, kota pesisir kecil yang indah, dan kelak menjadi tanah lahir tiga orang anaknya.  

Sungguh keputusan meninggal kampung halaman yang tak tanggung-tanggung. 

Letak geografis yang jauh barulah satu perkara. Belum lagi teknologi komunikasi dan transportasi yang sangat terbatas. Keputusan merantau yang membawa banyak sekali perubahan.

Saya memang tidak sempat bertanya kepada Mbah Putri seperti apa perasaannya ketika anak lelakinya yang tidak banyak berkata-kata ini memilih ke ujung paling Timur Indonesia.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun