Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola "Serie A" Tak Buruk, Hanya Belum Layak?

11 Juni 2023   11:46 Diperbarui: 11 Juni 2023   19:40 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesudah ini, tak ada lagi kisah wakil Serie A di kasta tertinggi Eropa hingga subuh barusan. Di sepanjang musim tanpa wakil ini, mereka terbenam dalam persaingan domestik dengan Juventus sebagai dominatornya.

Lantas, apa yang bisa dibicarakan dari sejarah wakil Italia yang semacam itu?

Tentu saja kita mesti melihat setiap musim persaingan dengan kekhususannya sendiri-sendiri. Karena itu, untuk membicarakan ini, kita mungkin bisa berangkat dari pencapaian terdekat yang dilakukan klub Italia sebelum final subuh tadi. 

Pencapaian yang dimaksud adalah yang dilakukan Juventus. 

Ketika dikalahkan dua kali di final oleh dua wakil Spanyol, Juventus bersama Allegri adalah penguasa nyaris tanpa tanding di Serie A. Mister Allegri menjadikan Buffon, dkk saat itu tetap stabil dan kompetitif paska-Conte. Tetapi di final, mereka dibikin remuk dengan skor yang telak. 

Berbeda dengan cerita Barcelona, yang juga mencapai dua kali final di musim 2008/2009 dan 2010/2011 sebagaimana Juventus. 

Di dua kesempatan tersebut, Barcelona berhasil mengalahkan musuh yang sama, Man United. Barcelona tengah menapaki puncak dunia bersama Pep Guardiola dan Man United masih dibesut Sir Alex Ferguson. 

Seluruh penjuru dunia tahu jika saat itu sepak bola Barcelona adalah atraksi menyerang yang menghibur. Sedangkan gaya Sir Alex Ferguson terlihat seperti sepak bola yang ketinggalan zaman.

Dan, ketika Barcelona dan Juventus bertemu di final pada 2014/2015, mereka diasuh Luis Enrique dengan tridente paling maut di muka bumi: Messi, Neymar, Suarez. Sedang Juventus masih memainkan Buffon, ada Pirlo sebagai pengatur permainan beserta Pogba yang sedang bersinar. 

Ditambah duet Tevez dan Morata yang mekar di level domestik. Celakanya, komposisi semacam ini terlalu sederhana untuk dilibas Barcelona.

Jadi, apa yang bisa dikatakan dari kegagalan Inter Milan yang baru bisa memutus kutukan gagal masuk final sesudah 7 musim berjalan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun