AKHLAK itu singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Tata nilai baru ini adalah penanda (niat) transformasi BUMN sesudah ultah ke-22, bulan Juli kemarin.Â
Tentu kamu boleh sekali curiga AKHLAK adalah semacam reinvensi dari afiliasi Etik Protestan dan Kapitalisme yang dirumuskan Max Weber dulu. Kali ini, di sebuah negeri yang berbuih-buih dengan bonus demografi, ada nada sejenis yang diletakan seorang menteri.Â
Kecurigaan gaya begini adalah urusanmu semata wayang. Yang jelas watak "State-led Development" belum kemana-mana. Dan cerita pagi kemarin milik saya ini tidak berhenti di sini. Belum genap seribu kata.
Seperti iklan bagi tontonan yang menjemukan, kunjungan ke mesin ATM karena mesin gesek debit di Alfamart sering ngadat. Nyambungnya dimana ya?!
Parkirannya yang luas itu sedang sepi. Hanya ada 3 buah motor dan sebuah mobil.Â
Di dalam, di balik meja kasir yang di belakangnya bersusun bungkus rokok segala merek, seorang gadis berjilbab sedang melayani. Seorang bamud membacakan beberapa nomor, si gadis mengulangnya dan membaca sebuah nama. Mereka tidak bertukar nomor telpon. Hanya membayar tagihan.Â
Saya terus ke belakang. Menuju rak kebutuhan anak-anak.Â
Sesegera mungkin kembali ke kasir. Berharap tak ketemu antrian lagi. Ternyata ada seorang perempuan, saya kira 60an, sedang berdiri di samping si bamud. Pakaiannya agak lusuh. Tanpa alas kaki. Heh, tak pakai alas kaki?
Saya periksa lagi. Benar tak ada sendal di sana? Nihil.Â
Kamu tahu apa yang saya pikirkan, bukan?Â
Ya betul. Ini hari mendung, gerimis dan angin dingin. Seorang ibu paruh baya pergi ke toko tanpa alas kaki, pakaiannya lusuh. Jangan-jangan beliau kurang sehat.Â