Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Subyek, Politik dan Pelahiran Sinisme

3 September 2018   21:56 Diperbarui: 4 September 2018   06:59 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: lovezin.fr

Dengan kata lain, kontestasi politik telah berada dalam kendali permainan segelintir orang atau kelompok. Di saat bersamaan, yang mengisi kedaulatan rakyat--dan karena itu juga memiliki potensi "kontra-posisi"--terhadap syahwat segelintir orang/kelompok terlihat sedang mengalami mati daya.

Maksudnya, ketika perebutan segelintir orang itu mengalami bentuk bipolar, kedaulatan rakyat yang mestinya mengambil fungsi "kontra-posisi" ikut terfragmentasi di dalamnya (?). Seperti tidak akan menemukan sejenis "Chains of Equivalent" dalam politik gerakan sosial yang melampaui situasi bipolar dengan menemukan alasan perjuangan bersama yang sesungguhnya. Dalam pada itu, ada kapasitas merumuskan alternatif terhadap sistem dominan.

Bisa jadi, kekosongan dalam pembangunan elemen-elemen kontra-posisi yang menjaga kedaualatan rakyat berdiri di luar manipulasi politik elit adalah kombinasi yang sempurna dari kegagalan subyek dalam menghadapi kekurangan diri atau kekosongan yang intens. Mungkin saja, inilah kondisi patologis-struktural dari gairah sinisme yang berkembang kolektif.

Singkat kata, mengapa sinisme begitu merajalela dalam politik yang bipolar? 

Karena kita menghadapi gerombolan subyek yang gagal menikmati kekosongan bersamaan dengan kehidupan politik yang terlanjur dikendalikan urat nadinya oleh perseteruan elit.

Inilah kombinasi pelahiran sinisme yang paling mengerikan. Menurutku, siih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun