Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kutukan "Skyline"

4 Oktober 2017   09:08 Diperbarui: 4 Oktober 2017   09:32 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di tubuh perawat naas, dua pria berbadan besar dengan seragam militer lama, tertawa gembira tanpa suara. Wajah mereka wajah pucat bengis dan puas seperti baru saja menuntas misi paling berat sepanjang karirnya.

Rambut mereka pirang. Di dada kirinya, tertulis "United States Paratrooper".

Tentara Penerjun Amerika, batin Jeremi.

Wajah dua tentara itu lantas menatap tajam ke arahnya, dengan seringai senyum serupa serigala yang puas di depan tubuh korban hasil keroyokan syahwat. Sedang perempuan yang kemaluannya masih mengeluarkan darah......kini menatapnya dengan wajah memelas yang menyesal. Wajah perawat Jepang.

"Kau seharusnya tidak menantang tabu. Beratus tahun kami menunggu bebas dari kutukan ini."

Suara terakhir yang didengarnya sebelum jatuh. Tak sadarkan diri.  

***

Anton dan Hardi baru saja keluar dari ruangan dengan dinding putih kekuningan dengan dingin yang berjaga sepanjang waktu. Ruangan yang paling dihindari mereka sejak Jeremi, dengan keras kepala sok rasional, memutuskan membawa motornya  di malam ketika seluruh kota memilih diam di rumah. Jeremi tak pernah pulang sejak malam itu.

"Dik, sebentar..."

Anton dan Hardi menghentikan langkah, saling menatap cemas.

Lelaki berseragam coklat dengan bunga kecil keperakan berderet tiga di bahunya menyusul mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun