Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yogyakarta-Matadewa-Permataku; Meresapi Puitika dalam Lagu

21 Oktober 2016   11:57 Diperbarui: 21 Oktober 2016   18:35 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simak deh lirik berikut:

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Hello-PET.com
Hello-PET.com
Kedua, lagu Mata Dewa yang dinyanyikan Iwan Fals. 

Menurut Pongky Jikustik, salah satu lagu yang dinyanyikan dengan penghayatan puitis yang dahsyat oleh Bang Iwan adalah lagu ini. Menurut saya, Pongky gak bener-bener mendengar lagu-lagu Iwan (tolong jangan percaya ini). Memangnya Kesaksian yang dinyanyikan bersama Kantata tak kalah puitis?

Kesaksian kental sekali dengan puisi peringatan, kemarahan sekaligus pembelaan pada orang-orang kecil, Kawan! Ya, bagaimana tidak, Rendra yang bikin liriknya.

Tapi barangkali, karena ini perkara cinta sepasang kekasih, maka Matadewa lebih mewakili ungkap emosinya. Dan jiwa-jiwa yang baru patah akan selalu perlu dengan jenis lirik seperti yang dikandung lagu ini. 

Saya nukilkan saja lirik di bagian kedua:

Lidah gelombang jilati batinku
Belaian karang sampai ke jantungku
Hingga matahari ajak aku pergi
Kasihku tulus setulus indahmu

Mari baca dan resapi liriknya baik-baik, bila masih kurang, diulang lagi. Masih kurang lagi, dengarkan lagunya sambil membayangkan hidupmu yang dilemaah. 

Matadewa adalah ungkap puitis tentang perpisahan. 

Agak berbeda dengan Yogyakarta yang mengeluarkan rasa sakit patah hati dari sebuah pengalaman akan ruang, Matadewa menjadikan ruang (matahari senja, pantai, laut) sebagai saksi atas keputusan perpisahan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun